PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Edukasi Bisnis
January 14, 2024
Krisna Prihantoro
Prinsip pengakuan pendapatan menjadi pilar penting dalam proses penyusunan laporan keuangan suatu perusahaan. Prinsip ini menegaskan bahwa pendapatan harus diakui pada waktu yang tepat dan dalam jumlah yang akurat.
Pentingnya prinsip ini tak hanya terletak pada aspek teknis akuntansi, melainkan juga pada kepercayaan dan transparansi yang diberikan kepada pemangku kepentingan seperti investor, kreditur, dan regulator.
Karena menjadi elemen fundamental dalam akuntansi, Delegasi akan membantumu mengenal secara lebih mendalam bagaimana prinsip pengakuan pendapatan ini dijalankan. Pemahaman ini akan memberimu landasan yang kuat untuk mengelola dan menganalisis data keuangan bisnismu.
Prinsip pengakuan pendapatan atau revenue recognition adalah konsep fundamental dalam akuntansi yang menetapkan pedoman tentang kapan dan bagaimana pendapatan perusahaan seharusnya diakui.
Pendapatan dapat direalisasikan ketika terjadi pertukaran barang atau jasa dengan kas atau klaim atas kas (piutang). Selain itu, pendapatan dapat diakui jika aktiva yang diterima dalam pertukaran langsung dapat dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang dapat diidentifikasi.
Beberapa aspek penting dari prinsip pengakuan pendapatan melibatkan identifikasi transaksi yang menghasilkan pendapatan, penentuan nilai transaksi, dan alokasi nilai transaksi ke elemen yang sesuai.
Pengakuan pendapatan terkait dengan kemampuan suatu entitas untuk menyelesaikan proyek, atau memberikan jasa sehingga dapat memperoleh hak atas manfaat yang terkait dengan pendapatan tersebut.
Misalnya, pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yaitu saat barang diserahkan kepada pelanggan. Demikian pula, pendapatan dari pemberian jasa diakui pada saat jasa telah diberikan dan dapat ditagih.
Adapun pendapatan dari membolehkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan, seperti bunga, sewa, dan royalty, diakui seiring berlalunya waktu atau pada saat aktiva itu digunakan. Sementara pendapatan dari penjualan aktiva kecuali produk diakui pada tanggal penjualan aktiva tersebut.
Pengakuan pendapatan dalam akuntansi pada saat penjualan (penyerahan) melibatkan prinsip dasar bahwa pendapatan harus diakui ketika produk atau jasa telah diserahkan kepada pelanggan dan hak atas manfaat ekonomi telah dialihkan.
Namun, terdapat beberapa situasi khusus yang perlu diperhatikan dalam pengakuan pendapatan, seperti penjualan dengan perjanjian beli kembali, penjualan dengan hak retur, trade loading, dan channel stuffing.
Barang yang menjadi objek perjanjian tersebut tidak dianggap telah dialihkan secara substansial ke pembeli, sehingga tidak ada penjualan yang terjadi. Penjual harus tetap mencatat persediaan yang belum terjual sebagai aset dan mengakui kewajiban yang terkait dengan perjanjian beli kembali.
Dalam konteks penjualan dengan hak retur, perusahaan dapat memilih antara tiga pendekatan pengakuan pendapatan. Pendekatan pertama adalah tidak mencatat penjualan hingga semua hak retur habis masa berlakunya, mencerminkan pendekatan konservatif di mana pendapatan diakui setelah periode retur berakhir.
Pendekatan kedua melibatkan pencatatan penjualan pada saat terjadi, namun mengurangi pendapatan dengan estimasi retur di masa depan untuk memproyeksikan dampak retur yang diharapkan.
Sedangkan pendekatan ketiga mencakup pencatatan penjualan serta memperhitungkan retur secara real-time ketika penjualan terjadi, memberikan gambaran yang lebih dinamis terhadap pendapatan dan memungkinkan respons cepat terhadap perubahan dalam tren retur.
Trade loading dan channel stuffing merupakan praktik manipulatif untuk memperlihatkan performa keuangan dan pangsa pasar yang sebenarnya tidak tercermin dalam aktivitas riil perusahaan.
Trade loading melibatkan dorongan kepada pedagang besar untuk membeli lebih banyak produk daripada yang dapat mereka jual kembali dengan cepat, sedangkan channel stuffing terjadi dalam industri perangkat lunak komputer, di mana produsen berupaya meningkatkan pundi keuangannya secara licik.
Kesejajaran antara aktivitas operasional dan pencatatan pendapatan bukan hanya menetapkan integritas finansial perusahaan, tetapi juga membentuk landasan yang kuat untuk pengambilan keputusan yang cerdas dan berkelanjutan.
Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang bagaimana prinsip pengakuan pendapatan dijalankan menjadi kunci untuk mengoptimalkan manajemen finansial dan membangun kepercayaan yang berkelanjutan dalam lingkungan bisnis.
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.