PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Edukasi Bisnis
January 24, 2024
Krisna Prihantoro
Pernahkah kamu berfikir bagaimana bisnismu bisa mengetahui kelemahan yang mungkin tersembunyi dalam operasionalnya? Salah satu metode yang dapat kamu gunakan untuk mengidentifikasi potensi masalah dan meningkatkan efisiensi bisnis adalah melalui proses audit internal.
Tak hanya mengetahui kelemahan bisnismu, audit internal juga menjadi alat yang sangat berharga dalam memastikan kepatuhan bisnismu terhadap aturan, menilai risiko, dan memberikan wawasan mendalam tentang berbagai aspek operasional bisnis.
Dalam artikel ini, Delegasi akan memberikan penjelasan singkat tentang apa itu audit internal, bagaimana prosesnya berlangsung, serta manfaat yang dapat diperoleh oleh bisnismu melalui pendekatan ini.
Audit internal adalah sebuah proses kritis yang memungkinkan bisnis mengetahui kelemahan dalam sistemnya. Wawasan yang didapat bisa menjadi landasan untuk memperbaiki aspek-aspek tertentu guna membuat bisnis lebih efisien.
Proses ini dilakukan oleh auditor internal yang memiliki sertifikasi audit internal. Tujuan utamanya adalah memeriksa sejauh mana suatu bisnis mengikuti protokol internal, regulasi, dan standar yang telah ditetapkan.
Setiap bisnis memiliki seperangkat aturan yang harus diikuti, dan auditor internal bertugas untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan-aturan tersebut.
Melakukan audit secara internal memberikan manfaat signifikan bagi bisnis. Dengan mengidentifikasi masalah atau potensi masalah, manajemen dapat mengambil langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan proses dan efisiensi operasional.
Berikut adalah beberapa manfaat dari prosesaudit internal:
Audit internal membantu bisnis fokus pada peningkatan proses, mengidentifikasi ketidakefisienan, dan memberikan rekomendasi untuk mengoptimalkan operasi secara keseluruhan.
Auditor internal memiliki pemahaman mendalam tentang operasi bisnis dan dapat menyesuaikan cakupan dan pendekatan audit berdasarkan kebutuhan khusus perusahaan.
Audit internal berperan penting dalam mengidentifikasi dan menilai risiko, serta memastikan bahwa kontrol yang memadai telah diterapkan untuk mengurangi risiko tersebut.
Auditor internal yang terlibat secara langsung dalam operasi sehari-hari dapat memberikan wawasan dan saran tentang masalah operasional.
Karena auditor internal merupakan individu yang berada di dalam bisnis, maka mereka dapat memberikan umpan balik lebih cepat kepada manajemen. Ini memungkinkan perbaikan yang lebih efisien.
Audit internal dapat dilakukan secara proaktif. Tujuanya adalah secepat mungkin mengidentifikasi potensi masalah dan mengatasinya sebelum menjadi masalah besar.
Tim audit internal umumnya lebih ekonomis daripada menyewa auditor eksternal. Selain itu, audit internal memberi kesempatan untuk memperbaiki masalah sebelum auditor eksternal terlibat, menghasilkan audit eksternal yang lebih hemat biaya.
Di bawah ini adalah tahapan-tahapan kritis dalam proses audit internal yang bertujuan untuk memberikan keyakinan atas operasi suatu organisasi, mengidentifikasi area perbaikan, dan memverifikasi kepatuhan dengan kebijakan dan regulasi yang telah ditetapkan.
Audit internal dimulai dengan tahap perencanaan. Auditor menentukan ruang lingkup, tujuan, dan fokus audit. Ini melibatkan pemahaman operasi yang akan diaudit, identifikasi risiko potensial, dan penetapan prioritas. Tahap ini mencakup penilaian risiko, pemilihan area audit yang relevan, dan penentuan sumber daya dan jadwal yang diperlukan.
Sebelum memulai audit secara mendalam, auditor melakukan penilaian preliminer terhadap area audit yang dipilih. Ini memberikan pemahaman tentang proses, prosedur, dan kontrol yang ada, membantu auditor menentukan fokus upaya, dan merancang prosedur audit yang mendetail.
Fase inti dari audit, di mana auditor mengumpulkan bukti dengan meninjau dokumen, melakukan pengujian, wawancara, dan observasi proses untuk menilai efektivitas kontrol dan mendeteksi ketidakberesan atau kelemahan. Metode dan prosedur yang digunakan bervariasi tergantung pada sifat area audit dan risiko yang diidentifikasi.
Setelah pekerjaan lapangan selesai, auditor menganalisis bukti yang dikumpulkan. Mereka membandingkan temuan dengan standar, kebijakan, atau prosedur untuk mengidentifikasi perbedaan, kelemahan, atau ketidakpatuhan. Tahap ini melibatkan penentuan akar penyebab masalah dan pemahaman potensi dampaknya pada organisasi.
Setelah analisis selesai, auditor menyusun laporan audit formal. Laporan ini mencakup ruang lingkup audit, metodologi yang digunakan, temuan kunci, rekomendasi perbaikan, dan tanggapan dari manajemen. Laporan disampaikan kepada manajemen senior, serta komite audit atau dewan direksi.
Fase krusial namun terkadang terlupakan dari proses audit adalah tindak lanjut. Setelah periode tertentu, auditor kembali ke area di mana masalah diidentifikasi untuk memverifikasi bahwa tindakan korektif telah diambil dan rekomendasi telah diimplementasikan efektif. Ini memastikan bahwa audit menghasilkan perbaikan nyata dalam operasi organisasi.
Audit internal bukan hanya proses sekali jalan. Fungsi audit internal yang efektif terlibat dalam peningkatan berkelanjutan, secara teratur memperbarui metodologi, alat, dan keterampilan mereka berdasarkan umpan balik, risiko yang muncul, dan perubahan dalam lingkungan bisnis.
Audit internal memiliki peran sentral dalam memastikan keberlanjutan dan efisiensi operasional suatu perusahaan. Dengan memahami proses audit internal dan manfaatnya, perusahaan dapat meningkatkan kinerja mereka secara keseluruhan.
Penting untuk diingat bahwa audit internal bukan hanya menjadi tugas auditor, tetapi tanggung jawab seluruh organisasi untuk mengikuti rekomendasi dan memperbaiki proses demi mencapai tujuan bisnis yang lebih baik.
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.