PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Edukasi Bisnis
September 13, 2023
Hanna Khairunnisa
Mengelola usaha kuliner yang sukses melibatkan banyak aspek, termasuk harga pokok penjualan (HPP) produk Anda. HPP adalah biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat makanan atau minuman yang Anda jual. Menentukan HPP dengan benar adalah langkah kunci dalam memastikan profitabilitas bisnis Anda.
Dalam artikel ini, Delegasi akan membahas langkah-langkah penting dalam menentukan HPP produk untuk usaha kuliner Anda.
Agar bisa mendapatkan keuntungan maksimal, diperlukan perhitungan yang akurat. Berikut ini cara menghitung HPP untuk bisnis kuliner.
Langkah pertama dalam menentukan HPP adalah menghitung biaya bahan baku yang Anda gunakan untuk setiap produk. Ini mencakup harga bahan utama seperti daging, sayuran, atau bahan pokok lainnya. Selain itu, Anda juga perlu memperhitungkan bahan tambahan seperti rempah-rempah, saus, dan bahan pelengkap lainnya.
Pastikan untuk mencatat jumlah yang tepat dari setiap bahan yang digunakan dalam setiap hidangan atau minuman. Ini memungkinkan Anda untuk mendapatkan perkiraan biaya yang akurat.
Biaya overhead mencakup semua biaya operasional yang tidak terkait langsung dengan bahan baku, tetapi diperlukan untuk menjalankan bisnis Anda. Ini bisa termasuk biaya listrik, gas, air, sewa tempat usaha, gaji karyawan, peralatan dapur, dan biaya-biaya lainnya yang terkait dengan produksi.
Tambahkan semua biaya overhead ini dan bagi dengan jumlah produk yang dihasilkan selama periode tertentu untuk mendapatkan perkiraan biaya overhead per unit.
Biaya tenaga kerja adalah faktor penting dalam menentukan HPP produk. Anda perlu menghitung berapa lama waktu yang diperlukan untuk mempersiapkan, memasak, dan menyajikan makanan atau minuman. Kemudian, kalikan dengan tarif upah per jam yang Anda bayar kepada karyawan Anda.
Pastikan Anda mempertimbangkan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk setiap produk yang Anda jual. Beberapa produk mungkin memerlukan lebih banyak tenaga kerja daripada yang lain.
Selain biaya bahan baku, overhead, dan tenaga kerja, ada biaya-biaya lain yang perlu Anda pertimbangkan. Ini bisa mencakup biaya pemeliharaan peralatan, biaya kebersihan, biaya lisensi dan perizinan, dan biaya-biaya lainnya yang terkait dengan operasi harian Anda.
Setelah Anda menghitung semua biaya yang terkait dengan produk Anda, tentukan tingkat laba yang diinginkan. Ini adalah persentase keuntungan yang Anda ingin capai dari setiap produk yang Anda jual. Laba yang diinginkan dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis Anda dan persaingan di pasar Anda.
Setelah Anda memiliki semua data yang diperlukan, Anda dapat menghitung HPP produk Anda dengan rumus berikut:
HPP = (Biaya Bahan Baku + Biaya Overhead + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Lainnya) / (1 - Laba yang Diinginkan)
Rumus ini akan memberi Anda harga pokok penjualan yang perlu Anda tetapkan untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan.
Setelah Anda menentukan HPP produk Anda, tetapkan harga jual yang bersaing di pasar Anda. Perbandingan dengan harga pesaing dapat membantu Anda menentukan harga yang wajar, tetapi pastikan harga tersebut juga mencakup margin keuntungan yang sesuai dengan laba yang diinginkan.
Menghitung HPP produk adalah langkah penting, tetapi ini bukanlah proses sekali-sekali. Pantau biaya Anda secara berkala dan evaluasi jika ada perubahan dalam biaya bahan baku, biaya overhead, atau biaya lainnya. Selain itu, tinjau harga jual Anda secara rutin untuk memastikan bahwa Anda tetap menghasilkan laba yang diinginkan.
Dengan menjalankan proses ini dengan teliti, Anda dapat menentukan HPP produk yang memadai untuk menjaga profitabilitas bisnis kuliner Anda. Ini adalah langkah penting dalam mengelola bisnis yang sukses dan berkelanjutan.
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.