PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Edukasi Bisnis
March 28, 2024
Krisna Prihantoro
Tahukah kamu jika menu menjadi salah satu alat penjualan terpenting dalam bisnis kuliner? Meskipun hanya dilihat sekilas, sebuah menu bisa mempengaruhi keputusan pelanggan lebih dari yang bisa kita bayangkan. Inilah mengapa konsep menu engineering menjadi kunci utama dalam menciptakan pengalaman kuliner yang menggoda serta meningkatkan profitabilitas.
Penempatan strategis menu di lokasi yang mudah dilihat atau dengan menonjolkan hidangan tertentu dapat mempengaruhi pilihan pelanggan. Sedangkan, penamaan yang kreatif dan menarik dapat memicu rasa ingin tahu dan keinginan untuk mencoba menu yang ditawarkan.
Untuk kamu yang ingin menerapkan menu engineering, artikel ini akan memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana mengoptimalkan penempatan menu untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan bisnis kulinermu.
Menu engineering adalah sebuah pendekatan yang digunakan dalam industri kuliner untuk mengoptimalkan struktur dan harga menu dengan menggunakan data penjualan dan biaya bahan makanan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan profitabilitas dengan cara menganalisis kinerja menu secara menyeluruh dan membuat keputusan strategis tentang penempatan, harga, dan promosi item menu.
Dalam menu engineering, data penjualan dan biaya bahan makanan digunakan untuk mengkategorikan item-menu berdasarkan popularitas dan profitabilitasnya. Item-menu yang populer dan menguntungkan ditempatkan secara strategis di dalam menu.
Sementara itu item-menu yang kurang populer atau tidak menguntungkan dapat direvisi atau dihapus sama sekali. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap item-menu yang ditampilkan di menu restoran memberikan kontribusi signifikan terhadap profitabilitas.
Konsep tersebut sesuai dengan sebuah survei yang dilakukan Gallup Poll yang menemukan bahwa rata-rata pelanggan hanya menghabiskan 109 detik untuk mempelajari suatu menu. Selama waktu itu, mereka memindai menu, membaca deskripsi dan memeriksa harga sebelum mengambil keputusan.
Selain itu, menu engineering juga melibatkan penyesuaian harga untuk mencapai keseimbangan antara harga yang menarik bagi pelanggan dan keuntungan yang maksimal bagi restoran. Harga ditentukan berdasarkan analisis biaya bahan makanan, marjin kontribusi, dan permintaan pelanggan.
Selain tentu saja peningkatan profitabilitas, menu engineering juga memberikan manfaat besar bagi restoran dalam berbagai aspek operasional dan pengalaman pelanggan, diantaranya:
Menu engineering dapat membantu bisnis memaksimalkan profitabilitas dengan mengidentifikasi hidangan-hidangan yang memiliki margin keuntungan tinggi dan populer. Penempatan item menu tersebut secara strategis dibantu dengan menggunakan deskripsi dan visual yang menarik, pelanggan lebih cenderung untuk tertarik untuk memesan hidangan-hidangan yang menguntungkan ini, meningkatkan penjualan dan pendapatan secara keseluruhan.
Menu engineering memungkinkan bisnis kuliner untuk lebih cermat dalam memperhatikan biaya mereka dengan melakukan analisis mendalam terhadap biaya bahan makanan dan persiapan untuk setiap hidangan. Melalui proses ini, pemilik restoran dapat mengidentifikasi hidangan-hidangan yang memiliki biaya bahan makanan tinggi namun margin keuntungan yang rendah.
Dengan pengetahuan ini, mereka dapat mengambil langkah-langkah seperti menyesuaikan harga, merancang kembali resep, atau bahkan menghapus hidangan tersebut dari menu untuk meningkatkan profitabilitas secara keseluruhan.
Dengan menampilkan hidangan-hidangan populer secara menonjol dan menyajikan deskripsi yang jelas dan menarik, pelanggan dapat membuat pilihan dengan lebih mudah dan menikmati makanan mereka tanpa merasa kebingungan oleh beragam pilihan menu.
Hal ini menciptakan pengalaman makan yang lebih menyenangkan dan memuaskan bagi para pelanggan, memperkuat hubungan antara restoran dan konsumen.
Baca juga: Cara Menciptakan Pengalaman Pelanggan yang Berkesan di Restoran Anda
Melalui menu yang dirancang dengan baik, restoran dapat merencanakan jumlah bahan makanan dengan lebih tepat, mengurangi kemungkinan terjadinya sisa makanan yang tidak terjual, dan pada akhirnya meminimalkan pemborosan. Hal ini tidak hanya mengoptimalkan penggunaan bahan makanan, tetapi juga mengurangi biaya operasional dan mendukung keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi jumlah limbah makanan.
Menu engineering juga dapat menjadi pendorong bagi inovasi dan pembaruan menu musiman. Dengan melakukan analisis rutin terhadap kinerja menu, restoran dapat lebih bebas bereksperimen dengan hidangan-hidangan baru dan memperbarui penawaran mereka sesuai dengan perubahan preferensi pelanggan.
Hal ini tidak hanya menjaga menu tetap segar dan menarik, tetapi juga memberikan kesempatan bagi restoran untuk beradaptasi dengan tren makanan terbaru dan menciptakan pengalaman kuliner yang lebih beragam dan memuaskan bagi pelanggan.
Nah, jika kamu ingin menerapkan menu engineering pada bisnismu, ada beberapa langkah yang perlu kamu ikuti:
Langkah pertama dalam menerapkan menu engineering adalah memilih periode waktu yang akan dijadikan dasar analisis. Biasanya, periode bulanan atau kuartalan menjadi pilihan umum. Pemilihan periode ini akan memudahkan pengumpulan data penjualan dan biaya bahan makanan yang diperlukan untuk langkah-langkah selanjutnya.
Setelah periode waktu dipilih, langkah selanjutnya adalah menghitung biaya untuk setiap hidangan dalam menu. Ini mencakup biaya bahan makanan dan biaya persiapan, seperti biaya tenaga kerja dan overhead. Dalam menghitung biaya bahan makanan, penting untuk mempertimbangkan fluktuasi harga dan kemungkinan variasi biaya di masa depan.
Setelah biaya menu dihitung, langkah selanjutnya adalah mengkategorikan setiap item menu berdasarkan profitabilitas dan popularitasnya. Metrik yang umum digunakan untuk hal ini adalah margin kontribusi dan jumlah unit terjual.
Dengan informasi ini, item-menu dapat ditempatkan dalam kategori yang sesuai, seperti bintang (star), teka-teki (puzzle), kuda (plowhorse), atau anjing (dog), yang membantu dalam pengambilan keputusan lebih lanjut.
Untuk membantumu mengkategorikan menu, Delegasi memiliki fitur menu engineering yang bakal secara otomatis menganalisis penjualan dan biaya setiap hidangan dalam menu restoran kamu.
Setelah item-menu dikategorikan, langkah berikutnya adalah merancang ulang menu. Ini melibatkan penempatan item-menu yang paling menguntungkan dan populer secara strategis dalam menu. Deskripsi item-menu juga perlu diperhatikan agar jelas dan menarik bagi pelanggan. Pada tahap ini, mungkin diperlukan perubahan harga atau penyusunan ulang susunan menu untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik.
Langkah terakhir adalah mengukur dampak dari menu baru yang telah dirancang ulang. Dengan memantau kinerja menu baru secara teratur, restoran dapat mengevaluasi efektivitas perubahan yang telah dilakukan.
Data penjualan dan profitabilitas sebelum dan sesudah implementasi menu baru dapat dibandingkan untuk menilai dampaknya. Jika diperlukan, penyesuaian lebih lanjut dapat dilakukan untuk memaksimalkan keuntungan dan kepuasan pelanggan.
Melalui langkah-langkah di atas, kamu bisa dengan mudah menerapkan strategi menu engineering yang efektif untuk meningkatkan profitabilitas dan kesuksesan bisnismu. Bersama Delegasi, capai profitabilitas maksimal dengan menyusun menu secara cerdas!
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.