PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Tips Marketing
January 3, 2024
Krisna Prihantoro
Ketika menjalankan sebuah bisnis pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana sebenarnya cara mengukur performa bisnismu? Salah satu instrumen yang paling berharga untuk tujuan tersebut adalah Key Performance Indicators (KPI). Karenanya peran vitalnya, pemahaman tentang konsep dan cara menghitung KPI merupakan kemampuan dasar yang wajib kamu miliki.
KPI merupakan metrik yang membantumu menilai keberhasilan proyek, kampanye, atau kinerja bisnismu secara keseluruhan. Melalui artikel ini, Delegasi akan memandumu mengukur performa bisnismu melalui KPI.
KPI atau Key Performance Indicators adalah sekelompok metrik yang dapat diukur untuk menilai kinerja jangka panjang suatu perusahaan. KPI dirancang khusus untuk membantu menilai pencapaian strategis, keuangan, dan operasional perusahaan, dengan membandingkannya terutama dengan perusahaan-perusahaan lain dalam sektor yang sama.
Proses pengukuran KPI melibatkan pengumpulan data, penyimpanan, pembersihan, dan sintesis informasi. Data yang terkumpul bisa bersifat keuangan atau non-keuangan, serta dapat terkait dengan berbagai departemen di seluruh perusahaan.
Inti dari KPI adalah menyampaikan hasil secara ringkas, memungkinkan bisnis membuat keputusan strategis yang lebih terinformasi untuk meraih tujuan jangka panjang. Ini merupakan alat yang dapat memberikan wawasan mendalam kepada bisnis untuk terus mengoptimalkan kinerjanya.
Berikut adalah beberapa contoh KPI yang umum diterapkan di berbagai sektor:
Penjualan dan Pemasaran:
Pelanggan dan Layanan Pelanggan
Operasional
Keuangan
Selain contoh-contoh yang telah disebutkan, terdapat beragam metrik lain yang dapat digunakan sebagai KPI sesuai dengan kebutuhan masing-masing bisnis. Setiap bisnis perlu memilih KPI yang paling relevan dengan tujuan dan strategi bisnisnya.
Cara menghitung KPI dapat bervariasi tergantung pada ukuran dan jenis layanan yang kamu tawarkan. Berikut adalah panduan umum untuk menghitung KPI:
Identifikasi tujuan dan sasaran bisnis yang ingin dicapai. Pastikan bahwa KPI yang akan dihitung selaras dengan tujuan bisnis.
Pilih KPI yang paling relevan untuk tujuan bisnismu. Pastikan KPI yang kamu pilih memiliki keterkaitan langsung dengan kinerja dan kesuksesan bisnis.
Tentukan metrik atau formula yang akan digunakan untuk mengukur KPI. Pastikan metrik tersebut dapat memberikan gambaran yang akurat tentang kinerja yang ingin kamu ukur.
Pastikan bahwa data yang diperlukan untuk mengukur KPI dikumpulkan secara teratur. Gunakan sistem otomatisasi atau perangkat lunak untuk mempermudah pengumpulan data.
Terapkan formula atau metrik yang telah ditetapkan untuk menghitung nilai KPI. Lakukan perhitungan ini pada interval waktu yang telah ditentukan, seperti harian, mingguan, atau bulanan.
Tinjau hasil KPI secara rutin. Identifikasi tren, pola, atau perubahan yang mungkin memerlukan tindakan.
Melalui implementasi cara menghitung KPI yang tepat, kamu bisa memperoleh gambaran yang mendalam tentang kinerja bisnismu. Analisis KPI yang baik juga dapat memberikan landasan untuk pengambilan keputusan strategis, membantu meningkatkan efisiensi operasional, dan memastikan keselarasan antara pencapaian tujuan bisnis jangka pendek dan jangka panjang.
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.