Cara Menghitung Payback Period

Edukasi Bisnis

August 5, 2023

Krisna Prihantoro

Payback period, atau periode pengembalian investasi, adalah metode penting dalam analisis keuangan sebuah bisnis. Analisis ini berperan dalam membantu investor atau pemilik bisnis mengevaluasi efisiensi suatu investasi berdasarkan proyeksi arus kas masa depan.  

Dengan memperhitungkan berapa lama modal awal dan biaya investasi akan pulih atau mencapai break even point, metode payback period memberikan pandangan yang membantu pengambilan keputusan investasi. Sebagai pemilik bisnis, Anda hanya perlu memfokuskan diri pada beberapa langkah sederhana dalam perhitungannya.  

Apa itu Payback Period?

menghitung payback period

Payback period adalah waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali dana yang dikeluarkan untuk sebuah investasi. Secara lebih spesifik, ini adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu proyek untuk mencapai titik impas. Titik impas adalah tingkat di mana biaya produksi sama dengan pendapatan dari suatu produk atau layanan.

Secara umum, sebuah investasi bisa memiliki periode pengembalian yang pendek atau panjang. Semakin pendek periode pengembalian, semakin besar kemungkinan biaya akan segera dikembalikan atau dihasilkan kembali, dan dengan demikian, investasi tersebut menjadi lebih layak.  

Sebaliknya, untuk investasi dengan periode pengembalian yang lebih lama, investasi tersebut dianggap kurang menguntungkan. Pemilihan investasi dengan mempertimbangkan periode pengembalian ini menjadi penting karena dapat membantu bisnis atau investor dalam mengalokasikan sumber daya mereka secara bijaksana.  

Investasi dengan periode pengembalian yang pendek dapat memberikan arus kas lebih cepat, sementara investasi dengan periode pengembalian yang lebih lama mungkin menjanjikan keuntungan jangka panjang. Oleh karena itu, pemahaman tentang payback period membantu dalam mengambil keputusan investasi yang tepat sesuai dengan tujuan dan strategi bisnis.

Cara Menghitung Payback Period

Sebuah investasi dapat memiliki periode pengembalian yang pendek atau panjang. Jika investasi tersebut bisa mengembalikan biaya dengan cepat, maka investasi itu dianggap layak. Namun, jika sebaliknya, maka investasi itu dianggap kurang menarik dan kurang mungkin untuk dilakukan. Menghitung payback period mampu mengukur kelayakan tersebut.

Rumus Payback Period

Payback period biasanya dihitung dalam tahun, dan panjang periode ini dihitung dengan membagi jumlah investasi dengan arus kas bersih tahunan. Oleh karena itu, rumus untuk perhitungan payback period adalah sebagai berikut:

Payback Period = Investasi Awal / Arus Kas per Tahun

Contoh Perhitungan Payback Period

Misalkan bisnis Anda menginvestasikan Rp 3 juta dalam sebuah proyek, yang diharapkan dapat memberi kas bersih sebesar Rp 400.000 setiap tahun. Payback period untuk investasi ini adalah 7 tahun setengah, yang bisa Anda hitung dengan membagi Rp 3 juta dengan Rp 400.000, menggunakan rumus yang ditunjukkan di bawah ini:

Payback Period = Rp 3.000.000 / Rp 400.000 = 7,5 tahun

Dengan mengadopsi asisten keuangan berbasis virtual seperti Delegasi, Anda bisa mendapatkan perhitungan Payback Period, ROI, sekaligus BEP secara mudah, terjangkau dan akurat tentunya. Temukan informasinya di sini dan hindari resiko kesalahan perhitungan secara manual.

Manfaat Menghitung Payback Period

perhitungan payback period

Salah satu keuntungan terbesar menggunakan payback period adalah metodenya yang sederhana. Ini memungkinkan Anda mengambil keputusan secara lebih cepat didasarkan. Selain itu masih banyak hal yang bisa Anda manfaatkan dari perhitungan ini, diantaranya:

Membantu Bisnis Kecil

Metode payback period menjadi sangat bermanfaat bagi bisnis kecil yang memiliki keterbatasan dana untuk berinvestasi dalam proyek. Melalui metode ini, bisnis kecil dapat dengan mudah menentukan proyek mana yang akan memberikan imbal hasil terbaik.

Fokus pada keuntungan dan arus kas yang dihasilkan sangat penting bagi bisnis kecil untuk dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan. Metode ini menjadi alat yang sangat berharga dalam membantu bisnis kecil memilih investasi yang solid dan menguntungkan. Anda bisa dengan cepat mengevaluasi proyek-proyek yang layak dikejar dan memastikan bahwa dana yang terbatas digunakan dengan efisien.

Mengembalikan Investasi Lebih Cepat

Bagi Anda yang ingin mendapatkan kembali modal investasinya dengan cepat agar bisa terus berinvestasi dan berkembang, metode payback period menjadi pilihan yang tepat. Melalui metode ini, Anda dapat dengan mudah melihat proyek mana yang akan mengembalikan modal dengan cepat atau efisien. Dengan begitu, Anda dapat mengambil keputusan investasi yang tepat dan memanfaatkan uang mereka melalui peluang investasi yang menguntungkan.

Membantu Pengambilan Keputusan Sulit

Sebagai seorang pemilik bisnis, mungkin Anda seringkali kesulitan memilih salah satu dari beberapa proyek atau investasi yang prospektif. Namun, dengan metode payback period, pengambilan keputusan menjadi lebih mudah. Metode ini menunjukkan secara jelas dan akurat proyek mana yang lebih baik berdasarkan tingkat pengembalian investasi (ROI).  

Ketika bisnis dihadapkan pada berbagai proyek dengan potensi dan kemampuan yang hampir sama, pengambilan keputusan bisa menjadi sangat sulit. Inilah saat metode payback period menjadi sangat berharga. Metode ini memberikan informasi yang jelas tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal awal dari masing-masing proyek.

Menjaga Likuiditas Keuangan

Likuiditas keuangan merupakan hal yang penting dalam operasional sehari-hari dan pertumbuhan masa depan bisnis Anda. Metode payback period membantu Anda dalam memilih investasi yang dapat menjaga likuiditas bisnis. Dengan fokus pada proyek-proyek yang memiliki periode pengembalian yang lebih pendek, bisnis dapat memastikan dana tetap tersedia untuk pertumbuhan lebih lanjut.

Mencegah Kerugian

Kerugian besar dalam investasi dapat sangat merugikan bagi bisnis kecil atau menengah. Dengan metode payback period, risiko kerugian besar dapat diminimalisir. Metode ini membantu pemegang Anda memahami investasi mana yang memiliki risiko lebih rendah dan periode pengembalian yang lebih singkat. Dengan begitu, Anda dapat mengambil langkah yang bijaksana dalam menghadapi risiko investasi.

Peluang Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Tidak semua bisnis ingin berinvestasi dalam jangka pendek dan mendapatkan kembali modal dengan cepat. Ada juga investasi jangka panjang yang perlu dipertimbangkan untuk keberlanjutan bisnis. Metode payback period memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana proyek-proyek ini akan menguntungkan dari waktu ke waktu.  

Beberapa proyek mungkin menghasilkan keuntungan lebih cepat di awal, sementara yang lainnya menuntut kesabaran dan permainan jangka panjang. Semua keputusan tergantung pada tujuan dan strategi bisnis yang diinginkan.

Kesimpulanya, menghitung payback period menjadi sebuah metode yang penting dalam analisis keuangan dan pengambilan keputusan investasi. Melalui perhitungan sederhana berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi, Anda dapat memperoleh informasi yang penting untuk mengevaluasi proyek-proyek potensial.

Optimalkan strategi investasi Anda dan capai tujuan keuangan bisnis dengan lebih efektif bersama Delegasi!

FAQ

Apa perbedaan antara kwitansi dan invoice?

Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.

Apakah nomor invoice penting?

Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.

Siapa yang menerbitkan invoice?

Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.

Kapan invoice dibuat?

Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.