PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Edukasi Bisnis
July 21, 2023
Krisna Prihantoro
Sebagai seorang pemilik bisnis, memantau kinerja usaha merupakan hal utama yang tak boleh Anda abaikan. Pendapatan atau laba adalah salah satu indikator penting untuk menilai performa bisnis Anda. Di antara berbagai jenis laba, laba kotor bisa Anda gunakan untuk memantau kinerja usaha Anda.
Dalam artikel ini kami akan memandu Anda untuk memahami bagaimana menghitung cara menghitung laba kotor, kemudian mengenali manfaat besar yang dapat diberikan perhitungan tersebut bagi bisnis Anda.
Laba kotor, atau yang disebut juga gross profit adalah laba yang didapatkan bisnis setelah mengurangi pendapatan dengan biaya produksi meupun pengiriman. Dalam istilah yang lebih sederhana, laba kotor mencerminkan uang yang tersisa setelah dikurangi dengan biaya langsung yang dikeluarkan untuk membuat produk sebelum produk tersebut dijual.
Untuk menilai seberapa efisien operasi sebuah bisnis, laba kotor bisa diubah menjadi margin laba kotor dengan membaginya dengan pendapatan bersih. Ini akan membantu Anda dalam memahami struktur biaya perusahaan. Misalnya, Anda bisa menentukan mana biaya yang tetap dan mana yang berubah berdasarkan peningkatan atau penurunan produksi.
Dari pengertian di atas, dapat dilihat bahwa pendapatan dan harga pokok penjualan menjadi komponen utama dari laba kotor.
Pendapatan adalah total nilai uang dari barang atau layanan yang dijual oleh bisnis dalam periode tertentu. Ini merupakan salah satu komponen utama dalam laporan laba rugi, dan biasanya ditempatkan pada bagian teratas laporan tersebut.
Pendapatan menjadi titik awal untuk menghitung laba dan biaya lainnya, sehingga menjadi indikator penting untuk mengevaluasi kinerja bisnis. Semakin tinggi pendapatan, semakin besar pula potensi laba yang dapat diperoleh oleh bisnis.
Harga pokok penjualan atau HPP adalah biaya langsung yang terkait dengan produksi barang atau penyediaan layanan. HPP meliputi bahan baku langsung, biaya pengiriman, biaya overhead langsung, dan tenaga kerja langsung.
Sementara, biaya tidak langsung yang meliputi biaya administrasi, penelitian, dan lainya, tidak mempengaruhi perhitungan laba kotor.
Untuk menghindari kesalahan dalam perhitungan laba kotor, dibutuhkan HPP yang akurat. Sebagai asisten virtual keuangan, Delegasi akan berperan membantu Anda memastikan bahwa data dan informasi mengenai HPP dikelola secara tepat dan akurat.
Hanya dengan mengunggah nota pembelian dan mutasi rekening, Delegasi akan menyajikan HPP yang akurat untuk Anda. Cek di sini untuk melihat informasi lengkap tentang kemudahan yang ditawarkan Delegasi.
Rumus untuk menghitung laba kotor adalah sebagai berikut:
Laba Kotor = Pendapatan Bersih – Harga Pokok Penjualan (HPP)
sebagai metrik mandiri, laba kotor sendiri belum memberikan gambaran yang lengkap tentang kinerja bisnis. Oleh karena itu, kita normalisasi laba kotor dengan mengubahnya menjadi bentuk persentase yang disebut marjin laba kotor.
Marjin laba kotor dihitung dengan membagi laba kotor perusahaan dengan pendapatan dalam periode yang sama. Hasilnya adalah persentase dari pendapatan perusahaan yang tersisa setelah mengurangi biaya langsung, seperti bahan langsung dan tenaga kerja langsung.
Marjin Laba Kotor (%) = Laba Kotor ÷ Pendapatan
Marjin laba kotor memungkinkan Anda untuk membandingkan kinerja bisnis Anda dengan bisnis sejenis dan melakukan analisis dari tahun ke tahun. Dengan demikian, Anda dapat memahami seberapa efisien operasi bisnis dan melihat bagaimana kinerja bisnis berubah dari waktu ke waktu.
Margin laba kotor adalah indikator yang bisa membantu bisnis Anda berkembang dengan cara-cara berikut ini:
Margin laba kotor merupakan indikator untuk mengukur retensi atau kesehatan keuangan bisnis Anda. Indikator ini memberikan gambaran tentang seberapa efisien bisnis dalam mengelola biaya dan mempertahankan keuntungan dari penjualan. Semakin tinggi marjin laba kotor, semakin efisien bisnis dalam menghasilkan keuntungan dari setiap penjualan.
Memantau laba kotor sangat membantu dalam menilai kondisi keuangan bisnis dari waktu ke waktu. Jika Anda melihat adanya penurunan laba kotor, hal tersebut dapat menjadi sinyal bahwa ada masalah yang perlu diatasi yang dapat mempengaruhi marjin laba.
Dengan memonitor laba kotor secara rutin, Anda dapat dengan cepat mengidentifikasi perubahan yang terjadi dalam efisiensi operasional bisnis Anda. Jika laba kotor menurun, ini dapat mengindikasikan adanya peningkatan biaya produksi atau masalah lain dalam proses bisnis.
Ketika Anda menyadari adanya penurunan laba kotor, Anda dapat segera mengambil tindakan korektif untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya, Anda bisa mencari cara untuk mengurangi biaya produksi, melakukan negosiasi dengan pemasok untuk harga yang lebih baik, atau meningkatkan harga jual produk atau layanan Anda.
Laba kotor juga dapat menjadi bahan analisis dalam membandingkan perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang berbeda. Melalui marjin laba kotor, Anda dapat melihat bagaimana perusahaan-perusahaan dengan ukuran dan skala yang berbeda mengelola keuntungan.
Misalnya, perusahaan yang lebih besar mungkin memiliki laba kotor yang lebih besar karena skala operasional mereka, sementara perusahaan yang lebih kecil mungkin memiliki marjin laba kotor yang lebih tinggi karena efisiensi yang lebih baik.
Ini akan memberi Anda wawasan tentang bagaimana bisnis Anda berada dalam perspektif industri atau pasar yang lebih luas. Ini juga dapat membantu Anda mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan marjin laba Anda dengan melihat bagaimana perusahaan lain dengan ukuran yang serupa berhasil mencapai efisiensi dan keuntungan yang lebih tinggi.
Jika bisnis Anda mengalami tren penurunan laba kotor, Anda dapat mengambil beberapa langkah strategis berikut untuk meningkatkan kembali laba Anda:
Meningkatkan nilai pesanan rata-rata melalui beragam strategi seperti penentuan harga yang tepat, upselling atau cross-selling kepada pelanggan, atau penggabungan produk dalam penawaran, Anda dapat meningkatkan kembali laba kotor bisnis Anda.
Dengan negoisasi yang baik dengan pemasok, Anda bisa berusaha mendapatkan harga bahan baku yang lebih rendah, mengurangi biaya produksi, dan pada akhirnya meningkatkan laba kotor.
Dengan meningkatkan volume penjualan dan output, Anda dapat memanfaatkan skala yang lebih besar dari operasi perusahaan untuk menurunkan biaya per unit, sehingga meningkatkan laba kotor.
Selain itu, ebagai asisten virtual keuangan Delegasi dapat membantu Anda dalam melakukan analisis efisiensi dalam proses produksi atau pengadaan bahan baku. Dengan pemantauan ini, Anda dapat mengoptimalkan HPP dan meningkatkan laba kotor.
Bersama Delegasi, Anda bisa mengambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan laba kotor dan mencapai kesuksesan dalam bisnis secara keseluruhan.
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.