PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Edukasi Bisnis
September 10, 2023
Krisna Prihantoro
Dalam dunia bisnis yang kompetitif, customer acquisition dan customer retention adalah dua strategi yang sama pentingnya. Keduanya memiliki peran besar dalam pertumbuhan dan keberlanjutan sebuah bisnis.
Ketika kita berbicara tentang customer acquisition, ini mengacu pada upaya untuk mengakuisisi atau menarik pelanggan baru ke bisnis Anda. Di sisi lain, customer retention lebih berfokus pada mempertahankan hubungan positif dengan pelanggan yang sudah ada.
Mungkin Anda bertanya-tanya, strategi mana yang harus didahulukan? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita telusuri lebih dalam perbedaan antara keduanya, kapan waktu yang tepat untuk menggunakannya, dan mengapa menjaga keseimbangan antara keduanya sangat penting bagi bisnis Anda.
Customer acquisition atau akuisisi pelanggan adalah strategi untuk mendapatkan pelanggan baru bagi bisnis Anda. Strategi ini fokus pada upaya menarik audiens yang belum menjadi pelanggan untuk membeli produk atau layanan yang Anda tawarakan. Untuk mencapai tujuan ini, bisnis menggunakan beragam strategi marketing yang menarik.
Ada beberapa langkah kunci dalam penerapan strategi ini, yaitu:
Pertama, Anda perlu mengidentifikasi siapa saja yang menjadi calon pelanggan yang mungkin tertarik dengan produk atau layanan yang Anda tawarkan. Ini membantu Anda memahami target yang perlu Anda jangkau.
Setelah mengidentifikasi calon pelanggan, Anda perlu berinteraksi lebih dekat dengan mereka. Tujuannya adalah membuat mereka tertarik dan ingin tahu lebih banyak tentang produk atau layanan Anda. Komunikasi yang baik dapat membantu membangkitkan minat.
Langkah selanjutnya adalah mengubah calon pelanggan menjadi pelanggan. Ini berarti membantu mereka memutuskan untuk membeli produk atau layanan Anda. Proses ini dapat melibatkan berbagai taktik penjualan.
Terakhir, Anda perlu terus memantau dan memperbaiki strategi customer acquisition. Ini dilakukan dengan melihat kinerja kampanye marketing, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan terus mengembangkan pendekatan yang lebih efektif untuk mendapatkan pelanggan baru.
Customer retention atau retensi pelanggan adalah upaya untuk menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan yang sudah ada. Tujuannya adalah membuat mereka senang dan ingin terus menggunakan produk atau layanan yang Anda tawarkan.
Untuk mencapai ini, ada beberapa strategi perlu dilakukan, yaitu:
Memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan pada setiap tahap penggunaan produk atau layanan Anda menjadi kunci alam customer retention. Pelanggan yang merasa dihargai akan cenderung menjadi loyal.
Menyesuaikan pesan dan layanan sesuai dengan kebutuhan setiap pelanggan dapat meningkatkan ikatan antara bisnis Anda dan pelanggan. Komunikasi yang personal membuat pelanggan merasa diperhatikan.
Memberikan hadiah dan insentif kepada pelanggan yang sudah ada bisa menjadi cara yang efektif untuk mendorong mereka untuk terus membeli produk atau layanan Anda. Diskon khusus, program loyalitas, atau penawaran khusus bisa menjadi pendorong bagi mereka untuk tetap setia.
Mengumpulkan feedback atau masukan dari pelanggan tentang pengalaman mereka dengan produk atau layanan Anda adalah langkah penting lainya. Masukan ini dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan yang diperlukan.
Penggunaan customer acquisition dan customer retention dalam strategi bisnis bergantung pada tujuan dan konteks bisnis Anda. Berikut adalah beberapa panduan tentang kapan sebaiknya menggunakan keduanya:
Jika Anda baru memulai bisnis dan belum memiliki basis pelanggan yang signifikan, fokuskan strategi sumber daya pada customer acquisition untuk membangun basis pelanggan yang kuat.
Selain itu strategi ini juga bisa Anda terapkan ketika Anda mengejar pertumbuhan bisnis dalam waktu singkat, misalnya saat berusaha mencari pendanaan atau mengejar pangsa pasar yang baru.
Apabila bisnis Anda telah memiliki basis pelanggan setia, penting untuk menjaga hubungan positif dengan mereka melalui customer retention. Retensi pelanggan membantu memaksimalkan nilai seumur hidup pelanggan customer lifetime value (CLV).
Karena customer retention cenderung lebih ekonomis daripada customer acquisition, maka Jika Anda ingin mengurangi biaya marketing dan mengoptimalkan anggaran, fokus pada pemeliharaan pelanggan bisa menjadi strategi yang sangat efektif.
Idealnya, Anda harus menemukan keseimbangan antara customer acquisition dan customer retention. Memahami nilai pelanggan yang sudah ada sambil tetap mencari pelanggan baru adalah pendekatan yang bijak.
Fokus pada akuisisi pelanggan memungkinkan bisnis untuk memperluas basis pelanggan. Namun, tanpa retensi yang baik, pelanggan baru mungkin hanya datang sekali dan tidak kembali. Pemeliharaan pelanggan membantu menjaga pelanggan tetap setia dan melakukan pembelian berulang.
Keseimbangan antara keduanya dapat dicapai melalui perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan berbagai faktor keuangan seperti target penjualan, Break-Even Point (BEP), Payback Period, dan Return on Investment (ROI).
Berikut adalah cara mengintegrasikan elemen-elemen ini bersama Delegasi:
Delegasi akan membantu Anda menentukan target penjualan dengan jelas. Ini adalah jumlah pendapatan yang ingin Anda capai dalam periode waktu tertentu. Berdasarkan target penjualan, pisahkan berapa persentase pendapatan yang berasal dari pelanggan yang sudah ada dan pelanggan baru.
BEP adalah titik di mana pendapatan dari bisnis Anda cukup untuk menutup semua biaya operasional dan investasi awal yang Anda keluarkan. Melalui perhitungan BEP bersama Delegasi, pertimbangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan dari strategi customer acquisition dan customer retention.
Payback Period adalah periode waktu yang diperlukan untuk mendapatkan kembali investasi awal Anda dari pendapatan yang dihasilkan. Perhitunggan Payback Period Delegasi membantu Anda mengidentifikasi investasi yang Anda alokasikan untuk customer acquisition dan customer retention. Ini membantu Anda menentukan apakah Anda ingin mencapai titik impas lebih cepat dengan fokus pada akuisisi atau pemeliharaan.
ROI mengukur tingkat pengembalian investasi Anda. Ini adalah perbandingan antara laba bersih yang Anda peroleh dan biaya investasi awal. Hitung ROI bersama Delegasi dari strategi customer acquisition dan customer retention yang Anda jalankan, kemudian bandingkan keduanya.
Lakukan pemantauan berkala terhadap kinerja customer acquisition dan customer retention pelanggan Anda. Gunakan data seperti CLV dan churn rate untuk mengukur efektivitas strategi Anda.
Berdasarkan hasil perhitungan dan pemantauan di atas, atur alokasi sumber daya antara customer acquisition dan customer retention sesuai dengan tujuan bisnis Anda. Penting untuk diingat bahwa tidak ada formula yang pasti untuk mencapai keseimbangan yang sempurna antara keduanya.
Hal ini akan sangat bergantung pada jenis bisnis, pasar, dan tujuan bisnis Anda. Melalui pemantauan dan perencanaan yang tepat bersama Delegasi, Anda dapat menyesuaikan strategi untuk mencapai hasil yang optimal sesuai dengan target bisnis Anda.
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.