PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Edukasi Bisnis
January 21, 2024
Krisna Prihantoro
Jika sering mengamati perkembangan dunia fashion, pasti kamu tahu bahwa Thrift Shop telah menjadi tren tersendiri bagi Gen Z. Baik secara online maupun offline, banyak Gen Z yang lebih memilih melakukan thrifting ketimbang memburu produk-produk baru di pusat perbelanjaan konvensional.
Pertanyaannya, apakah kultur ini terbentuk semata-mata karena faktor ekonomis atau ada faktor lain yang turut berpengaruh? Melalui artikel ini Delegasi akan mencoba mengupas alasan banyaknya Gen Z yang gemar melakukan thrifting.
Thrift shop adalah jenis bisnis yang menjual barang-barang second-hand, seperti pakaian, sepatu, aksesori, buku, perabotan rumah tangga, dan berbagai barang lainnya. Toko-toko ini sering kali menawarkan produk-produk dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan barang-barang baru yang dijual di toko-toko ritel konvensional.
Meskipun konsep thrift shop dapat mencakup berbagai jenis barang second-hand, di Indonesia, istilah ini umumnya lebih sering dikaitkan dengan fashion dan aksesori. Konsep ini sebenarnya didasarkan pada ide penggunaan kembali barang-barang yang masih dalam kondisi layak pakai. Tujuanya adalah untuk mengurangi limbah yang mencemari lingkungan.
Di bawah ini adalah beberapa alasan mengapa thrift shop digemari oleh Generasi Z.
Tak bisa ditampik bahwa harga yang lebih terjangkau menjadi faktor utama yang mendorong Gen Z untuk memilih thrift shop. Kemudaan untuk mendapatkan barang branded atau produk berkualitas tinggi dengan harga yang lebih ramah di kantong menjadi daya tarik utama bagi menarik bagi mereka.
Thrift shop telah menjadi bagian dari pop culture, terutama melalui pengaruh media sosial dan selebriti. Ini sejalan dengan Gen Z yang cenderung lebih responsif terhadap tren dan gaya hidup. Oleh karena itu, berbelanja di thrift shop menjadi salah satu cara untuk mengekspresikan diri dan ikut serta dalam tren yang sedang berkembang.
Kesadaran akan isu-isu lingkungan semakin memengaruhi keputusan berbelanja bagi Gene Z. Dengan memilih thrift shop, mereka dapat mendukung praktik konsumsi yang lebih berkelanjutan dengan mengurangi limbah tekstil dan mendukung konsep reuse.
Pengalaman berbelanja di thrift shop memang memberikan daya tarik tersendiri bagi Generasi Z. Mereka mencari pengalaman unik dan berbeda, dan menemukan barang-barang buruan limited dengan harga yang lebih terjangkau memberikan kepuasan dan kesenangan tersendiri.
Nah, setelah memahami berbagai alasan yang mendorong popularitas thrift shop, apakah kamu tertarik untuk terjun dalam bisnis ini? Pastikan untuk melakukan penelitian pasar yang cermat serta mengidentifikasi tren dan preferensi konsumen sebelum memulainya.
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.