PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Edukasi Bisnis
September 17, 2023
Krisna Prihantoro
Sebagai pemilik bisnis, keberhasilan dalam menjual produk atau layanan belum tentu menjamin keuntungan bagi bisnis Anda. Apalagi jika Anda tidak memiliki pemahaman terhadap prinsip dasar akuntansi. Salah satu prinsip penting ini adalah pemahaman tentang Break Even Point (BEP), atau yang biasa disebut titik impas.
Prinsip ini akan membantu Anda mengambil keputusan keuangan yang krusial dalam bisnis. Melalui BEP Anda bisa menghitung kapan Anda akan mencapai titik impas investasi dan mulai menghasilkan keuntungan.
Break Even Point adalah saat di mana total biaya dan total pendapatan bisnis Anda seimbang. Dengan kata lain, BEP adalah tingkat penjualan yang harus Anda capai agar bisa menutupi semua biaya operasional bisnis.
Sebelum titik ini tercapai, bisnis Anda belum menghasilkan keuntungan, namun juga tidak akan mengalami kerugian. Manfaat BEP adalah sebagai salah satu parameter kunci dalam analisis keuangan yang membantu merencanakan strategi bisnis, menentukan harga produk atau layanan, serta menghitung seberapa cepat Anda bisa mulai menghasilkan keuntungan bersih.
Untuk mengidentifikasi BEP per produk, Anda perlu mengidentifikasi semua biaya terkait dengan operasional bisnis Anda, termasuk biaya yang berhubungan dengan produksi. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung titik impas:
BEP dalam jumlah unit yang dijual = Biaya Tetap / (Harga per unit - Biaya Variabel per unit)
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah, tidak peduli berapa banyak produk yang Anda hasilkan atau jual. Contoh biaya tetap mencakup biaya sewa tempat usaha, biaya asuransi, gaji tetap karyawan, dan biaya administratif bulanan.
Biaya variabel adalah biaya-biaya yang bergantung pada seberapa banyak produk yang diproduksi dan dijual. Semakin banyak produk yang Anda hasilkan atau jual, semakin tinggi biaya variabelnya. Contoh biaya variabel termasuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung yang terkait dengan produksi, dan biaya pemrosesan pembayaran atau pengiriman.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis Break Even Point penting untuk menentukan berapa banyak unit produk yang harus Anda jual agar mencapai titik impas, sehingga bisnis Anda tidak mengalami kerugian.
Melalui dukungan Delegasi, Anda dapat mengoptimalkan pengambilan keputusan keuangan dalam bisnis Anda melalui perhitungan BEP yang lebih praktis.
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.