PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Edukasi Bisnis
January 15, 2024
Krisna Prihantoro
Sebagai pemilik bisnis kamu tentu pernah mendengar istilah benchmarking. Istilah ini sering disebut sebagai kunci untuk meningkatkan kinerja bisnis dan daya saing di pasar. Namun, tahukah kamu arti dari benchmarking?
Melalui artikel ini, Delegasi akan membahas secara mendalam konsep benchmarking dan memberikan panduan praktis tentang bagaimana kamu dapat mengimplementasikannya secara efektif dalam operasional bisnismu.
Benchmarking adalah suatu proses di mana suatu bisnis membandingkan kinerjanya dengan standar tertentu yang telah ditentukan. Standar tersebut dapat berasal dari berbagai sumber, seperti pesaing di industri yang sama, hasil yang telah dicapai oleh bisnis sebelumnya, atau target yang ditetapkan.
Melalui proses ini, kamu dapat membuat keputusan yang lebih informasional, menyesuaikan strategi mereka untuk tetap kompetitif, dan secara proaktif melakukan perubahan yang diperlukan untuk mencapai dan melebihi standar yang telah ditetapkan.
Misalnya, sebagai pemilik restoran di suatu kawasan, kamu mungkin ingin meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas layanan. Dalam penerapan benchmarking, kamu dapat membandingkan kinerja restoranmu dengan restoran sejenis yang telah sukses dalam hal waktu tunggu, kecepatan layanan, dan tingkat kepuasan pelanggan.
Melalui survei pelanggan, analisis data penjualan, dan observasi langsung, kamu dapat mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan operasional. Jika hasil benchmarking menunjukkan bahwa pesaing memiliki waktu tunggu yang lebih singkat atau pelayanan yang lebih efisien, kamu bisa mengadopsi praktik terbaik mereka untuk meningkatkan pengalaman pelanggan di restoranmu.
Contoh di atas adalah gambaran sederhana dalam penerapan benchmarking. Proses benchmarking yang lebih rinci dapat diuraikan sebagai berikut:
Identifikasi secara jelas area atau proses bisnis yang akan dibandingkan. Apakah itu kualitas layanan, efisiensi operasional, atau inovasi produk, pastikan fokusnya jelas.
Pilih jenis benchmarking yang sesuai dengan kebutuhanmu. Apakah itu internal (dalam organisasimu sendiri), eksternal (dengan pesaing atau perusahaan sejenis), atau fungsional (dari industri yang berbeda tapi memiliki proses serupa).
Lakukan tinjauan menyeluruh terhadap proses atau area yang akan dibenchmark. Identifikasi parameter kunci yang perlu dievaluasi dan rekam data awal sebagai dasar perbandingan.
Lakukan pengumpulan data secara sistematis sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan. Gunakan metode seperti survei, observasi, wawancara, atau analisis dokumen, sesuai dengan objek benchmarking yang telah ditentukan.
Lakukan analisis mendalam terhadap data yang telah dikumpulkan. Identifikasi perbedaan signifikan, kelebihan, dan kelemahan. Gunakan alat analisis yang relevan untuk memahami implikasi dari data tersebut.
Berdasarkan hasil analisis, buatlah rencana perbaikan yang spesifik. Tetapkan tujuan yang dapat diukur dan tentukan langkah-langkah konkret untuk mencapainya.
Terapkan perubahan sesuai rencana yang kamu susun. Pastikan semua tim memahami tujuan dan melibatkan diri secara penuh dalam proses ini. Sediakan pertemuan reguler, sesi pelatihan, atau panduan tertulis untuk memandu mereka.
Selalu lakukan evaluasi berkelanjutan terhadap hasil implementasi. Perbaiki dan modifikasi rencana jika diperlukan. Benchmarking bukanlah proses sekali jalan, tetapi harus menjadi bagian integral dari budaya perbaikan berkelanjutan dalam bisnismu.
Melalui langkah-langkah ini, kamu dapat mengoptimalkan proses benchmarking dan memastikan bahwa perbaikan yang dilakukan memberikan dampak positif pada kinerja bisnismu secara keseluruhan.
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.