PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Edukasi Bisnis
August 29, 2023
Krisna Prihantoro
Kerjasama dalam bentuk partnership memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan dunia bisnis. Individu dengan keterbatasan sumber daya bisa saling bekerjasama dan saling melengkapi demi keuntungan bersama. Salah satu elemen dasar yang tidak terpisahkan dari partnership adalah bagi hasil di antara para partner.
Dalam konteks ini, rasio pembagian keuntungan menjadi pintu masuk untuk menentukan bagaimana keuntungan akan dibagikan. Pengaturan rasio ini bisa didasarkan pada berbagai pertimbangan, seperti tanggung jawab, peran dalam operasional harian, sumbangan modal, dan kontribusi lainnya.
Sebagai asisten keuangan virtual, Delegasi mendorong semangat kerjasama yang lebih kuat melalui perhitungan yang tepat untuk menilai ketercukupan dana dalam bagi hasil. Ini penting karena hanya melalui perhitungan rasio yang akurat, Anda dapat menciptakan keselarasan antara kontribusi yang diberikan dan imbalan yang diterima oleh setiap partner.
Bagi hasil dalam adalah metode pembagian keuntungan atau laba dari sebuah bisnis kepada para mitra atau partner bisnis sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Model ini umumnya digunakan ketika beberapa individu atau entitas bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, seperti berinvestasi dalam proyek bisnis atau menjalankan usaha secara kolektif.
Dalam sistem bagi hasil, pembagian keuntungan didasarkan pada persentase atau proporsi yang telah disepakati sebelumnya antara para pihak yang terlibat. Persentase ini biasanya ditentukan berdasarkan kontribusi masing-masing pihak terhadap modal, tenaga kerja, pengelolaan, atau faktor lainnya yang relevan. Setelah keuntungan diperoleh, jumlahnya akan dibagi sesuai dengan persentase yang telah ditentukan.
Sebelum terlibat dalam aktivitas bisnis apapun yang melibatkan bagi hasil, sangat penting bagi Anda untuk memiliki perjanjian tertulis yang komprehensif. Perjanjian ini akan memastikan bahwa hak, tanggung jawab, dan kewajiban semua pihak dipahami dan diatur dengan baik.
Berikut beberapa jenis perjanjian bagi hasil yang umum digunakan dalam bisnis:
Pada model kemitraan bisnis, mitra-mitra yang terlibat dalam usaha bersama sepakat untuk berbagi keuntungan dan kerugian sesuai dengan persentase kepemilikan atau kontribusi masing-masing. Perjanjian kemitraan harus merinci bagaimana keputusan akan diambil, bagaimana kontribusi finansial dan operasional akan diatur, dan bagaimana bisnis akan dijalankan.
Investor-investor yang berkontribusi ke dalam perjanjian ini menyetujui cara bagi hasil serta hak mereka sebagai pemegang saham. Perjanjian juga akan menguraikan bagaimana keputusan-keputusan penting akan diambil dalam bisnis. Ini mungkin mencakup pengangkatan anggota dewan direksi, proses pengambilan keputusan strategis, dan bagaimana tindakan dilakukan dalam situasi tertentu.
Dalam perjanjian usaha patungan, dua atau lebih perusahaan atau individu sepakat untuk berkolaborasi dalam proyek tertentu. Perjanjian ini harus menguraikan kontribusi masing-masing pihak, bagaimana risiko dan keuntungan akan dibagi, dan bagaimana pengelolaan proyek akan diatur.
Perjanjian pada model bisnis waralaba mengatur hubungan antara pemilik waralaba (franchisor) dan pemilik gerai waralaba (franchisee). Ini mencakup persyaratan pembayaran royalti, bagi hasil, dan hak serta kewajiban keduanya.
Dalam industri yang berfokus pada inovasi, perjanjian kerjasama ini akan mengatur bagaimana keuntungan dari hasil penelitian dan pengembangan bersama akan dibagi antara perusahaan atau individu yang terlibat.
Perjanjian bagi hasil dalam proyek-proyek bisnis, seperti konstruksi atau pengembangan properti, tertuang dalam kontrak proyek yang merinci bagaimana keuntungan akan dibagi antara pihak yang terlibat dalam proyek.
Penting untuk dicatat bahwa perjanjian-perjanjian tersebut harus disusun oleh pihak yang ahli serta mencakup berbagai aspek, termasuk hak kepemilikan, bagi hasil, tanggung jawab, mekanisme pengambilan keputusan, penyelesaian konflik, dan berbagai detail lainnya yang relevan dengan bisnis dan aktivitas yang dilakukan.
Hal utama yang perlu dipertimbangkan saat bagi hasil adalah memastikan semua pihak yang terlibat merasa dihargai dengan kompensasi yang sesuai. Selain itu, penting pula untuk mempertimbangkan ketercukupan dana bagi hasil.
Langkah pertama dalam perhitungan bagi hasil adalah mengidentifikasi total keuntungan yang diperoleh dalam periode waktu tertentu. Ini mencakup pendapatan bersih setelah dikurangi semua biaya operasional dan pengeluaran lainnya.
Total keuntungan yang diidentifikasi mencakup pendapatan bersih setelah dikurangi semua biaya operasional dan pengeluaran lainnya. Biaya-biaya ini dapat mencakup:
Setelah mengidentifikasi total keuntungan yang diperoleh, langkah selanjutnya adalah memperkirakan ketercukupan dana yang perlu dialokasikan sebelum pembagian keuntungan di antara para partner. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa kebutuhan keuangan bisnis dipenuhi terlebih dahulu sebelum mengalokasikan keuntungan kepada para partner.
Jika Anda kesulitan untuk memperkirakan hal ini, Delegasi akan membantu Anda menganalisis ketercukupan cash bisnis Anda untuk bagi hasil. Klik di sini untuk memastikan bahwa bisnis Anda memiliki cadangan dana yang cukup untuk menjalankan operasi dengan lancar sebelum melakukan bagi hasil.
Di tahap ini, Anda perlu menentukan persentase dari total keuntungan yang akan dibagikan kepada para partner. Persentase ini bisa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah disepakati sebelumnya, seperti tanggung jawab, sumbangan modal, dan kontribusi lainnya.
Berdasarkan persentase bagi hasil yang telah ditentukan, hitunglah bagian masing-masing partner. Caranya adalah dengan mengalikan persentase bagi hasil dengan total keuntungan setelah dikurangi ketercukupan dana.
Perjanjian kemitraan perlu ditinjau ulang secara berkala, biasanya setiap tahun, untuk memastikan bahwa pembagian keuntungan masih sesuai dengan kondisi bisnis dan kontribusi masing-masing partner. Jika diperlukan, perjanjian bisa direvisi untuk mencerminkan perubahan dalam tanggung jawab, sumbangan modal, atau faktor-faktor lain yang relevan.
Memastikan bahwa semua kewajiban keuangan dan kebutuhan bisnis terpenuhi dengan baik adalah dasar dari kolaborasi yang berkelanjutan dan produktif. Melalui pengalokasikan dana yang cukup untuk bagi hasil, membayar utang, mengatasi biaya tetap, menyisihkan cadangan dana, dan mendukung rencana pertumbuhan, bisnis dapat beroperasi dengan lancar.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan proses pengambilan keputusan keuangan dalam partnership, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan Delegasi. Melalui pengetahuan dan pengalaman dalam menangani aspek keuangan bisnis dalam berbagai bidang industri, Delegasi akan mendorong Anda untuk merancang strategi keuangan yang cerdas untuk masa depan bisnis yang lebih cerah.
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.