PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Edukasi Bisnis
September 18, 2023
Hanna Khairunnisa
Laporan laba rugi sangat penting untuk dimiliki setiap perusahaan, tak terkecuali perusahaan manufaktur. Laporan ini membantu pemilik bisnis, manajemen, investor, dan pihak terkait lainnya untuk memahami sejauh mana perusahaan telah berhasil dalam menghasilkan laba bersih dari operasionalnya.
Dalam artikel ini, Delegasi akan menjelaskan jenis-jenis laba rugi yang umum digunakan dalam perusahaan manufaktur.
Berikut ini jenis laporan laba rugi untuk perusahaan manufaktur.
Pendapatan, atau sering disebut juga sebagai penjualan, adalah komponen pertama dalam laporan laba rugi. Ini mencerminkan jumlah total uang yang perusahaan manufaktur hasilkan dari penjualan produk atau barang yang diproduksi. Pendapatan juga dapat berasal dari layanan terkait dengan produk yang dijual.
Pendapatan adalah faktor kunci yang menentukan seberapa baik perusahaan menjual produknya. Ini merupakan sumber utama pendapatan yang digunakan untuk menutupi semua beban dan mencapai laba bersih.
Beban adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama proses produksi dan operasional. Beban dibagi menjadi dua kategori utama dalam laporan laba rugi:
Beban Produksi (Cost of Goods Sold/COGS): Ini adalah biaya langsung yang terkait dengan produksi barang atau produk perusahaan. Termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. COGS dihitung sebagai berikut:
COGS = Awal Persediaan + Pembelian Bersih - Akhir Persediaan
Ini mencerminkan berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk yang dijual selama periode tertentu.
Beban Operasional: Ini adalah biaya yang tidak terkait langsung dengan produksi, tetapi yang diperlukan untuk menjalankan bisnis sehari-hari. Beban operasional mencakup biaya seperti gaji karyawan yang tidak terlibat dalam produksi, biaya pemasaran, biaya administrasi, dan biaya utilitas.
Pengurangan pendapatan dengan total beban, termasuk COGS dan beban operasional, akan menghasilkan laba kotor perusahaan.
Laba adalah selisih antara pendapatan dan beban. Dalam konteks perusahaan manufaktur, ada dua jenis laba yang umum digunakan:
Laba Kotor (Gross Profit): Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dan biaya produksi (COGS). Ini mencerminkan laba yang diperoleh dari produksi dan penjualan produk fisik. Laba kotor adalah ukuran kunci dari profitabilitas dalam operasi inti perusahaan.
Laba Kotor = Pendapatan - COGS
Laba Bersih (Net Profit): Laba bersih adalah laba yang tersisa setelah mengurangkan semua beban operasional dan non-operasional. Ini mencerminkan laba perusahaan setelah mempertimbangkan semua biaya, termasuk pajak dan biaya keuangan.
Laba Bersih = Pendapatan - (COGS + Beban Operasional + Beban Non-operasional)
Kerugian terjadi jika jumlah total biaya (pendapatan dikurangi semua beban) lebih besar daripada pendapatan. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kerugian dalam operasinya selama periode waktu tertentu.
Setelah Anda mengetahui jenis laba rugi, berikut ini adalah manfaat yang akan Anda dapatkan setelah memahami laporan keuangan tersebut.
Jenis-jenis laba rugi membantu dalam mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan manufaktur. Mereka memberikan wawasan tentang profitabilitas, efisiensi operasional, dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Informasi dari laporan laba rugi membantu dalam pengambilan keputusan strategis, seperti penetapan harga produk, alokasi sumber daya, dan perencanaan anggaran.
Laporan ini membantu manajemen dalam mengendalikan biaya produksi, operasional, dan administratif, yang penting untuk memaksimalkan laba bersih.
Pemahaman yang baik tentang laporan laba rugi membantu perusahaan untuk mematuhi kewajiban pajak penghasilan dengan benar dan tepat waktu.
Menyajikan berbagai jenis laba rugi dengan jelas kepada pemangku kepentingan seperti pemegang saham, investor, dan pihak berkepentingan lainnya meningkatkan transparansi finansial perusahaan.
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.