5 Penyebab Usaha Bangkrut dan Cara Mencegahnya!

Edukasi Bisnis

December 28, 2023

Krisna Prihantoro

Kebangkrutan merupakan mimpi buruk bagi setiap pemilik bisnis. Oleh karena itu, sangat penting bagi kamu untuk dapat mengenal berbagai penyebab usaha bangkrut dan mencari solusi konkret untuk mengatasinya.  

Melalui pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor penyebab kebangkrutan, kamu bisa mengambil langkah-langkah pencegahan yang efisien, memberikan perlindungan maksimal terhadap stabilitas keuangan bisnis yang kamu jalankan.

5 Penyebab Umum Usaha Bangkrut

Ada beragam faktor yang dapat menjadi penyebab kebangkrutan suatu usaha. Berikut adalah lima faktor utama yang seringkali menjadi pemicu kegagalan bisnis:

1. Masalah Arus Kas

Salah satu penyebab utama kebangkrutan usaha adalah kurangnya aliran kas yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari. Tertundanya pembayaran dari pelanggan, masalah kredit, dan akumulasi tagihan dapat menyebabkan kesulitan keuangan yang serius. Ketidakmampuan untuk mengelola keuangan secara efektif dan merencanakan anggaran yang tepat dapat menghasilkan kekurangan dana yang signifikan.

2. Beban Hutang yang Meningkat

Peningkatan jumlah hutang tanpa perencanaan pembayaran yang jelas merupakan faktor lain yang dapat menjadi penyebab usaha bangkrut. Kegagalan mengelola tingkat hutang sesuai dengan pendapatan usaha dapat menciptakan tekanan keuangan yang serius. Selain itu, fluktuasi ekonomi yang mempengaruhi kemampuan untuk membayar utang juga dapat menjadi tantangan yang signifikan.

3. Kehilangan Klien atau Pelanggan Besar

Bergantung pada sejumlah kecil klien untuk mendapatkan sebagian besar pendapatan dapat menjadi risiko serius bagi keberlangsungan usaha. Kurangnya upaya untuk diversifikasi basis pelanggan dan mengurangi ketergantungan pada klien tertentu dapat meningkatkan kerentanan terhadap kehilangan pendapatan secara drastis.  

4. Kurangnya Pengetahuan tentang Praktik Bisnis

Ketidakmampuan dalam menerapkan praktik manajemen yang baik dapat mengakibatkan ketidakpuasan karyawan dan tingginya tingkat pergantian karyawan, menciptakan hambatan yang signifikan bagi kelangsungan usaha. Selain itu, kegagalan dalam mengadopsi praktik bisnis terbaik untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan meningkatkan daya saing dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap kemungkinan kebangkrutan perusahaan.

5. Tidak Mampu Bersaing Secara Efektif

Ketidakmampuan untuk mengantisipasi atau mengenali persaingan baru yang muncul di pasar dapat menjadi faktor penting dalam merangsang kebangkrutan usaha. Gagal berinovasi dan meningkatkan produk atau layanan sebagai respons terhadap perubahan pasar dapat mengakibatkan penurunan daya tarik bisnis. Kehilangan pangsa pasar akibat meningkatnya persaingan menjadi tantangan serius yang dapat merugikan stabilitas finansial bisnis.

Cara Mencegah Kebangkrutan

Untuk memastikan kelangsungan dan keberlanjutan bisnis, penting bagimu untuk memiliki fondasi keuangan yang kokoh dan strategi manajemen yang adaptif. Di bawah ini adalah langkah-langkah krusial yang wajib kamu lakukan untuk mencegah kebangkrutan usaha.

1. Kelola Arus Kas

Manajemen yang cermat terhadap arus kas adalah fondasi utama dalam memastikan stabilitas keuangan bisnis. Langkah-langkah pengelolaan kas yang efektif memerlukan perencanaan yang matang, dengan fokus utama pada penerimaan dan pengeluaran bisnis.

Identifikasi dan tentukan prioritas kebutuhan kas sehari-hari untuk mencegah terjadinya kekurangan dana yang dapat mengganggu kelancaran operasional. Proses ini harus dilakukan secara rutin untuk mencegah potensi masalah arus kas.

2. Manajemen Hutang

Manajemen hutang yang cerdas merupakan aspek krusial dalam memastikan kestabilan keuangan perusahaan. Untuk mencapai hal ini, terapkan strategi pembayaran yang terencana dengan baik.

Evaluasi secara cermat tingkat hutang bisnis relatif terhadap pendapatan usaha. Sebelum benar-benar mengambil utang baru, ambil langkah perencanaan yang hati-hati dan pertimbangkan opsi alternatif secara bijak.

3. Efisiensi Bahan Baku dan Operasional

Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap rantai pasokan untuk mengidentifikasi sumber daya bahan baku yang lebih ekonomis. Menggali opsi pemasok alternatif atau negosiasi ulang dengan pemasok juga memberikan peluang penghematan yang signifikan.

Selanjutnya, optimalkan proses operasional dengan merinci setiap tahap produksi. Identifikasi area-area di mana efisiensi dapat ditingkatkan dan pemborosan dapat dihindari. Automatisasi proses tertentu, seperti penyederhanaan langkah-langkah produksi, atau penerapan teknologi baru.

Manfaatkan fitur kontrol pemakaian bahan baku yang disediakan oleh Delegasi. Fitur ini akan membantumu mengelola dan mengoptimalkan penggunaan bahan baku melalui analisis yang cerdas. Lihat bagaimana fitur tersebut membantumu mendorong efisiensi konsumsi bahan baku, meminimalkan limbah, hingga mengurangi pemborosan, di sini!

4. Diversifikasi dan Inovasi

Diversifikasi portofolio produk menjadi strategi kunci dalam mengelola risiko ketergantungan pada satu produk tertentu. Untuk mencapai hal ini, penting untuk memahami sepenuhnya kebutuhan pasar dan pelanggan, sehingga dapat merancang produk yang tepat sesuai dengan permintaan.  

Melalui evaluasi cermat, identifikasi potensi pertumbuhan, dan analisis profitabilitas produk-produk baru yang diusulkan dapat menjadi landasan bagi keputusan strategis perusahaan. Untuk memacu inovasi, diperlukan dorongan terus-menerus kepada tim R&D agar menghasilkan ide-ide baru yang dapat menggugah pasar.  

5. Analisis Pasar dan Persaingan

Melalui analisis pasar yang dilakukan secara rutin, kamu dapat memahami secara mendalam perubahan tren dan pergeseran preferensi pelanggan. Begitu juga, meninjau aktivitas pesaing di pasar menjadi kunci untuk menentukan keunggulan kompetitif dan mengidentifikasi peluang baru yang mungkin muncul.

Melalui pemahaman yang mendalam terhadap kekuatan dan kelemahan pesaing, kamu dapat mengarahkan upaya ke arah yang lebih efektif, memanfaatkan peluang pasar yang belum tergali, dan menghindari potensi ancaman.

Setiap poin di atas merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatan finansial dan daya saing bisnismu. Penerapan tindakan ini secara konsisten menjadi upaya menanggulangi berbagai penyebab usaha bangkrut, memastikan bisnismu berkembang dan berkelanjutan.

FAQ

Apa perbedaan antara kwitansi dan invoice?

Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.

Apakah nomor invoice penting?

Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.

Siapa yang menerbitkan invoice?

Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.

Kapan invoice dibuat?

Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.