PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Akuntansi & Keuangan
June 18, 2023
Ardi Leonardi
Banyak pebisnis merasa bisnisnya untung atau mencetak laba, tapi di rekening dananya berkurang. Untuk mencari alasannya, rekan pebisnis harus bisa membedakan antara laba rugi dan arus kas.
Setelah mengerti perbedaan laba rugi dan arus kas, pebisnis maka akan dapat melihat arus kas dan penggunaan dana secara jelas dan hubungannya dengan laba bersih dari laporan laba rugi.
Laporan laba rugi atau income statement dapat dipahami sebagai bentuk laporan keuangan yang menunjukkan pendapatan, biaya, dan keuntungan atau kerugian dari sebuah perusahaan pada suatu periode.
Bentuk laporan ini memberi gambaran tentang keuntungan atau kerugian. Oleh karena itu, laporan laba rugi sangat penting bagi pemilik bisnis, investor, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Secara praktis, laporan ini dapat digunakan untuk memahami kondisi finansial perusahaan. Informasi di dalamnya akan membantu perusahaan dalam mengambil langkah dan membuat rencana untuk periode selanjutnya. Contoh laporan laba rugi sebagai berikut.
Secara garis besar komponen Laporan Laba Rugi terdiri dari setidaknya sembilan bagian. Berikut penjelasannya.
Pendapatan yang diterima sebelum dikurangi diskon, retur, komisi dan fee.
Biaya yang dibukukan yang secara langsung berkontribusi untuk mendapatkan pendapatan kotor seperti diskon, retur, komisi dan fee.
Pendapatan yang diterima setelah dikurangi diskon, retur, komisi dan fee.
Pengeluaran dan beban yang dibukukan untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga dapat menjadi produk yang dijual.
Laba yang dihasilkan dari penjualan produk atau jasa, tanpa memperhitungkan beban lainnya selain harga pokok penjualan (pendapatan bersih dikurangi harga pokok penjualan)
Beban yang dibukukan untuk menutupi seluruh pengeluaran yang berkaitan langsung dengan operasi utama perusahaan (contoh: gaji, sewa, listrik, dan sebagainya)
Laba yang dihasilkan dari operasi utama perusahaan (laba kotor dikurangi beban operasional)
Pendapatan atau beban lainnya yang dibukukan dan bukan bagian dari operasional perusahaan (contoh: pendapatan / pengeluaran pendanaan, pajak, dan sebagainya)
Catatan: Di beberapa laporan, setelah atau sebelum pendapatan / beban lainnya, terdapat akun sendiri untuk pendapatan / beban pendanaan dan perpajakan. Untuk kasus saat ini, pendapatan / beban pendanaan dan perpajakan dimasukan pada Pendapatan / Beban lainnya.
Laba yang dihasilkan oleh usaha secara satu kesatuan
Catatan: Setelah laba bersih terdapat akun akun yaitu pendapatan dan beban komprehensif. Untuk kasus saat ini tidak dibahas karena tidak terlalu relevan.
Laporan arus kas atau cash flow dapat dipahami sebagai bentuk laporan keuangan yang menjelaskan dan menjabarkan penggunaan kas. Dapat disimpulkan laporan ini menunjukan kas yang masuk dan keluar pada bisnisnya dari berbagai sumber.
Laporan arus kas biasa dipantau untuk merencanakan ketersediaan kas dan kas yang harus disiapkan untuk melangsungkan usaha sehingga operasional tidak terganggu. Contoh laporan laba rugi sebagai berikut.
Secara garis besar, komponen Laporan Arus Kas terdiri dari tiga bagian. Berikut penjelasan masing-masing bagiannya.
Penerimaan atau pembayaran kas untuk menjalankan aktivitas operasional usaha seperti penerimaan kas dari customer, pembayaran kepada supplier, pembayaran untuk sewa, pembayaran untuk gaji, dan sebagainya.
Penerimaan atau pembayaran kas untuk melakukan investasi atau dari hasil investasi seperti pembelian / penjualan aset tetap, akuisisi usaha, dan sebagainya.
Penerimaan atau pembayaran kas untuk memenuhi pendanaan usaha atau pengembalian pendanaan kepada pemberi dana seperti penerimaan / pembayaran dana dari / kepada bank, dividen, injeksi modal dari pemegang saham, dan sebagainya.
Baca juga: Laporan Laba Rugi: Pengertian, Unsur, dan Cara Membuatnya
Secara prinsip, cara pencatatan laba rugi dan arus kas secara akuntansi sangat berbeda. Berikut ini beberapa contoh perbedaan yang perlu kamu pahami.
Pencatatan laba rugi dilakukan secara akrual. Pencatatan akrual adalah sistem pencatatan akuntansi yang mana seluruh aktifitas dicatatkan saat kejadian, tanpa melihat apakah penerimaan / pengeluaran kas sudah terjadi atau belum.
Contoh 1: penjualan dengan piutang dibayarkan 15 hari kemudian
Perusahaan A menjual produk senilai 1 juta kepada Perusahaan B, yang mana Perusahaan B berjanji membayar 15 hari kemudian. Di hari penjualan terjadi, Perusahaan A mencatat penjualan senilai 1 juta, walaupun belum terjadi penerimaan kas.
Contoh 2: biaya konsultan yang dibayarkan selanjutnya
Perusahaan A meminta bantuan konsultan di bulan Mei untuk pendampingan pada bulan Mei, yang mana Perusahaan A berjanji akan membayar di bulan Juni sebesar 2 juta. Pada bulan Mei, Perusahaan A harus mencatat pengeluaran untuk bantuan konsultan tersebut sebesar 2 juta, walaupun kas baru akan dikeluarkan pada bulan Juni.
Pencatatan arus kas dilakukan dengan melihat penerimaan dan pengeluaran kas. Kas dapat bersumber dari beberapa rekening ataupun kas di kasir (fisik).
Contoh 1: pembayaran DP untuk pembelian di bulan selanjutnya
Perusahaan A menerima DP sebesar 1 juta di bulan Mei untuk barang yang akan dikirimkan di bulan Juni. Perusahaan A akan membukukan kas masuk sebesar 1 juta, tetapi 1 juta ini bukan pendapatan karena barang belum dikirimkan kepada customer.
Contoh 2: Pembayaran sewa untuk 1 tahun
Perusahaan A membayar sewa gedung 1 tahun sebesar 100 juta di bulan Mei untuk bulan Juni – Mei tahun selanjutnya. Perusahaan A akan membukukan pengeluaran kas sebesar 100 juta, tetapi tidak membukukan pengeluaran karena periode sewa belum mulai.
Asumsikan perusahaan A dengan laporan laba rugi, neraca, dan arus kas sebagai berikut. Setiap nomor adalah akun yang berhubungan dengan satu dan lainnya. Selanjutnya, mari kita mendetailkan setiap angka dan akun terkait angka tersebut.
Perusahaan A menjual produk sebesar 75jt (setelah diskon dan fee), yang mana 72jt sudah dibayar dengan kas dan tersisa 3jt yang belum terbayar dan menjadi piutang yang harus dibayarkan kepada Perusahaan A di periode selanjutnya. Dapat dilihat pada kasus ini bahwa Perusahaan A menjual sebesar 75jt tetapi hanya mendapatkan 72jt dalam bentuk kas. Sisa 3jt masih belum terbayar dan tercatat pada neraca sebagai akun piutang.
Pada periode ini, Perusahaan A berhasil menjual sebanyak 35jt persediaan yang sebelumnya dibeli dari pemasok. Perusahaan A membayar sebesar 43jt kepada pemasok untuk membeli persediaan yang akan akan dijual. Dapat dilihat pada kasus ini bahwa Perusahaan A mengeluarkan kas sebesar 43jt dan menggunakan persediaan sebesar 35jt. Terdapat 8jt persediaan yang belum terjual dan dibukukan pada neraca sebagai akun persediaan.
Perusahaan A mengalami beban sebesar 25jt di periode ini, yang mana Perusahaan A juga telah membayar 22jt untuk beban operasional dan tersisa 3jt dari beban tersebut yang belum dibayar. Dapat dilihat pada kasus ini bahwa Perusahaan A terbeban sebesar 72jt untuk operasional tetapi hanya membayar 22jt dalam bentuk kas. Sisa 3jt masih belum terbayar dan tercatat pada neraca sebagai akun utang usaha.
Perusahaan A mengeluarkan kas sebesar 2jt untuk membeli asset tetap. Dapat dilihat pada kasus ini bahwa transaksi bahwa Perusahaan A mengeluarkan kas tanpa adanya pendapatan atau pengeluaran pada laporan laba rugi. Karena transaksi ini, Perusahaan A akan mengeluarkan kas lebih dari laba bersih.
Perusahaan A mendapatkan kas sebesar 4,5jt dari meminjam pada bank. Dapat dilihat pada kasus ini bahwa transaksi bahwa Perusahaan A menerima kas tanpa adanya pendapatan atau pengeluaran pada laporan laba rugi. Karena transaksi ini, Perusahaan A akan mendapatkan kas lebih dari laba bersih.
Baca juga: Pengertian Neraca Saldo untuk Ketahui Kondisi Keuangan Bisnis
Seluruh kasus di atas dapat dirangkum kepada 1 tabel sehingga pengusaha dapat melihat perbandingan antara laba bersih dan perubahan kas. Pertanyaan seperti “kok kas yang masuk lebih kecil dari laba bersih” dapat dijawab dengan mudah dari tabel ini.
Dari laba bersih, dapat dilihat perubahan akun mana yang membuat kas berbeda dari laba bersih sehingga kita dapat melihat perbedaan laba bersih dan perubahaan kas.
Delegasi adalah Asisten Keuangan Virtual yang membantu kamu membuat 3 laporan keuangan yaitu Laba Rugi, Arus Kas, dan Neraca tanpa perlu input data sendiri.
Cukup dengan mengirimkan nota belanja, kamu bisa mendapatkan laporan keuangan secara otomatis.
Kamu juga bisa mendapatkan analisis bisnis seperti HPP, menu engineering, rekomendasi rasio biaya yang ideal, BEP, payback period, dan sebagainya!
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.