PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Edukasi Bisnis
October 9, 2023
Krisna Prihantoro
Inflasi adalah kata yang sering kali membuat para pemilik bisnis bergidik. Memang, tak bisa disangkal bahwa inflasi memiliki dampak yang signifikan pada ekonomi dan bisnis, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Oleh karena itu, memiliki strategi menghadapi inflasi yang tepat penting bagi UMKM untuk menghadapi kondisi ini.
Jika dibandingkan dengan perusahaan besar, UMKM seringkali menghadapi keterbatasan sumber daya dan likuiditas yang lebih rendah. Oleh karena itu, menghadapi inflasi bisa menjadi tantangan yang nyata.
Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana inflasi memengaruhi UMKM serta panduan strategi menghadapi inflasi yang cerdas untuk menjaga daya saing. Jadi, mari kita simak artikel ini hingga akhir agar kamu dapat dengan bijak menerapkan strategi ini.
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa maupun pasokan uang selama periode waktu tertentu secara umum dan berkelanjutan. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan daya beli secara luas. Penyebab utama inflasi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama, yaitu:
Inflasi jenis ini disebabkan oleh dorongan dari sisi permintaan ekonomi. Ketika permintaan atas barang dan jasa melebihi pasokan yang tersedia, harga naik karena konsumen bersaing untuk mendapatkannya. Ini dapat terjadi saat konsumen memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan yang mendorong peningkatan harga.
Jenis inflasi ini dipicu oleh kenaikan biaya produksi. Ketika biaya bahan baku, tenaga kerja, atau faktor produksi lainnya meningkat, produsen cenderung menaikkan harga produk mereka untuk menjaga keuntungan mereka. Ini dapat disebabkan oleh kenaikan harga bahan mentah yang diperlukan dalam proses produksi.
Inflasi juga dapat disebabkan oleh ekspektasi inflasi di kalangan masyarakat dan bisnis. Jika mereka percaya bahwa harga akan terus naik di masa depan, mereka mungkin menaikkan harga produk dan jasa mereka sekarang. Ini menciptakan siklus di mana ekspektasi inflasi mengarah pada kenaikan harga aktual.
Inflasi memiliki dampak yang signifikan pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berikut beberapa alasan mengapa inflasi menjadi masalah serius bagi UMKM:
Salah satu dampak paling langsung dari inflasi adalah kenaikan biaya produksi. Bahan baku, tenaga kerja, dan utilitas semuanya mengalami kenaikan harga. Bagi UMKM yang seringkali beroperasi dengan margin tipis, ini bisa menjadi pukulan besar.
Inflasi juga berarti daya beli konsumen menurun. Ketika harga barang dan jasa naik, konsumen memiliki kurang uang untuk dibelanjakan pada barang-barang non-esensial. Ini mengakibatkan penurunan permintaan konsumen, yang dapat merugikan UMKM yang bergantung pada konsumen lokal.
Inflasi membuat perencanaan keuangan menjadi lebih sulit. UMKM kesulitan untuk memprediksi biaya operasional mereka karena semua biaya, mulai dari bahan baku hingga gaji karyawan, naik secara signifikan. Hal ini membuat perencanaan anggaran menjadi tantangan yang lebih besar.
Ketika inflasi meningkat, bank sentral mungkin menaikkan suku bunga untuk mengendalikannya. Ini dapat mengakibatkan pembiayaan menjadi lebih mahal bagi UMKM yang bergantung pada pinjaman.
Dengan dampak inflasi yang begitu signifikan, UMKM perlu menyiapkan strategi yang tepat untuk menghadapinya. Berikut beberapa strategi menghadapi inflasi yang dapat membantu UMKM mengatasi dampak inflasi:
UMKM dapat mengurangi dampak inflasi dengan meningkatkan efisiensi operasional. Automatisasi proses, evaluasia pemasok untuk menemukan penawaran terbaik, dan investasi dalam teknologi yang mengurangi biaya adalah beberapa langkah yang dapat diambil.
Misalnya sebagai pelaku UMKM, kamu bisa memanfaatkan analisis kontrol pemakaian bahan baku, pareto bahan baku, atau rekomendasi rasio biaya ideal yang disediakan Delegasi untuk mengoptimalkan efisiensi operasional. Melalui cara ini, kamu dapat mengurangi pemborosan dan mengelola biaya produksi dengan lebih efektif.
Penting sekali untuk memfokuskan perhatian pada produktivitas karyawan dalam menghadapi inflasi. Ketika biaya gaji meningkat, UMKM perlu memastikan bahwa setiap dolar yang diinvestasikan dalam tenaga kerja menghasilkan hasil yang maksimal. Salah satu cara untuk mencapai ini adalah dengan mengadopsi model kerja yang lebih fleksibel.
Ini adalah strategi menghadapi inflasi yang dapat membantu mengurangi biaya operasional, seperti biaya sewa kantor dan utilitas. Selain itu, model kerja ini dapat meningkatkan produktivitas dengan memberikan karyawan kesempatan untuk bekerja dalam lingkungan yang paling nyaman bagi mereka.
Strategi harga merupakan langkah cerdas dalam strategi menghadapi inflasi. Sebagai pemilik UMKM, kamu perlu terbuka dan transparan kepada pelanggan tentang kenaikan harga yang direncanakan.
Selain itu, penting pula untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang biaya produksi. Kamu bisa menganalisis HPP real per menu dengan bantuan Delegasi untuk mengetahui dengan pasti berapa biaya yang kamu keluarkan untuk setiap produk atau layanan. Ini membantumu membuat strategi harga yang lebih tepat.
Dalam situasi inflasi, harga bahan baku dan biaya produksi dapat meningkat. Diversifikasi produk dengan menawarkan varian yang lebih ekonomis bisa sangat membantu. Harga yang lebih murah memungkinkan UMKM menawarkan produk dengan harga yang lebih rendah kepada pelanggan yang lebih sensitif terhadap harga.
Jika hanya menawarkan satu produk utama, kamu akan sangat rentan terhadap fluktuasi harga bahan baku atau biaya produksi yang signifikan. Dengan diversifikasi, kamu dapat mengurangi risiko ini karena memiliki berbagai produk atau layanan yang dapat saling melengkapi.
Selain diversifikasi produk, kamu juga dapat mencoba diversifikasi sumber pendapatan. Membuka saluran penjualan baru atau mengeksplorasi pasar yang berbeda dapat membantu mengurangi risiko yang terkait dengan inflasi.
Pemahaman yang baik tentang neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas sangat penting dalam menghadapi dampak inflasi. Ketiga laporan ini membantumu mengidentifikasi dampak inflasi pada likuiditas bisnis, memahami perubahan dalam profitabilitas dan efisiensi operasional, serta merencanakan langkah-langkah proaktif untuk mengatasi masalah terkait inflasi.
Misalnya, melalui laporan arus kas yang disediakan Delegasi, kamu bisa dengan lebih jelas melihat bagaimana aliran uang masuk dan keluar perusahaan selama periode tertentu. Dalam konteks ini, laporan arus kas akan memberi gambaran yang lebih detail tentang bagaimana perubahan harga dan biaya telah mempengaruhi likuiditas bisnismu.
Menghadapi inflasi memang bukan perkara mudah, terutama bagi UMKM dengan sumber daya terbatas. Namun, dengan perencanaan dan strategi menghadapi inflasi yang tepat, kamu dapat tetap kuat dan berkembang di tengah perubahan ekonomi. Bersama Delegasi, hadapi setiap tantangan yang muncul dengan lebih percaya diri.
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.