PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Akuntansi & Keuangan
August 5, 2023
Krisna Prihantoro
Pembagian dividen merupakan salah satu konsep penting dalam dunia investasi dan keuangan. Bagi para investor, dividen menjadi salah satu alasan utama dalam membeli saham perusahaan. Sedang bagi pemilik bisnis, ini digunakan untuk menarik pendanaan dan menarik minat para investor.
Keputusan perusahaan dalam mendistribusikan dividen dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kinerja keuangan perusahaan, laba yang diperoleh selama satu tahun, dan strategi bisnis jangka panjang.
Sebagai pemilik bisnis, memiliki pemahaman yang baik tentang pembagian dividen menjadi sangat penting. Kamu perlu memahami bagaimana prosesnya berjalan, kapan dividen dapat dibayarkan, dan berapa besar dividen yang dapat diberikan kepada para pemegang saham.
Dividen berasal dari kata "dividendum" dalam bahasa Latin, yang berarti "sesuatu yang harus dibagi". Dalam bisnis, dividen adalah bagian dari pendapatan yang didistribusikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Dengan kata lain, dividen merupakan pendapatan yang diperoleh pemilik saham sebagai imbalan atas investasi mereka.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dividen adalah faktor utama yang dipertimbangkan pemegang saham dan investor saat memutuskan apakah akan membeli saham di perusahaan tertentu. Alasan lain untuk berinvestasi adalah potensi keuntungan di masa depan jika harga saham naik.
Dari penjelasan di atas, kamu bisa memahami bahwa dividen adalah pembagian keuntungan atau pendapatan yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pemegang saham sebagai imbalan atas investasi mereka. Selanjutnya, pada bagian ini kamu akan melihat jenis-jenis umum dalam pembagian dividen.
Ini adalah jenis pembaagian dividen yang paling umum dan dibayarkan dengan mentransfer sejumlah uang tunai kepada para pemegang saham. Dividen tunai biasanya dibayarkan per kuartal, meskipun ada banyak perusahaan yang memilih pembayaran bulanan, setengah tahunan, maupun sekali bayar.
Selain uang tunai, perusahaan juga dapat memilih untuk membayar dividen dengan memberikan saham tambahan kepada para pemegang saham. Ketika pemegang saham menerima pembagian dividen dalam bentuk saham, mereka mendapatkan jumlah saham tambahan tanpa harus membayar pajak pada saat itu.
Meskipun begitu, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan jenis ini. Salah satunya adalah potensi pengenceran (dilusi) nilai saham, yang bisa berpengaruh terhadap harga saham.
Ketika sebuah perusahaan menghadapi situasi di mana mereka tidak memiliki dana yang cukup untuk membayar dividen tunai kepada para pemegang saham. Mereka dapat memilih untuk mengeluarkan dividen skrip sebagai alternatif.
Pembagian dividen skrip merupakan bentuk pembayaran dalam bentuk surat yang menjanjikan pembayaran kepada pemegang saham pada tanggal tertentu di masa depan. Artinya, perusahaan berjanji untuk membayar dividen kepada pemegang saham, tetapi tidak secara langsung dengan uang tunai pada saat pembagian dividen dilakukan.
Meskipun jarang terjadi, beberapa perusahaan memutuskan untuk membayar dividen dengan cara yang tidak biasa, yaitu dengan memberikan aset atau persediaan kepada para pemegang saham sebagai pembagian dividen. Jenis dividen ini dikenal sebagai "dividen properti" atau "dividen dalam bentuk aset".
Saat melakukan pembagian dividen properti, perusahaan menentukan nilai pasar adil dari aset yang akan dibagikan. Kemudian, mereka menghitung berapa banyak yang harus diterima setiap pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang mereka miliki.
Dividen likuidasi adalah jenis dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham saat perusahaan mengalami likuidasi sebagian atau seluruhnya. Likuidasi terjadi ketika perusahaan menghentikan operasionalnya dan menjual semua asetnya untuk membayar hutang dan kewajiban lainnya. Setelah itu, sisa keuntungan yang ada akan dibagikan kepada pemegang saham.
Pada jenis dividen ini, perusahaan mengembalikan kepada pemegang saham jumlah yang telah mereka investasikan sejak awal, yaitu nilai saham atau modal yang telah diberikan oleh para pemegang saham saat pertama kali membeli saham perusahaan. Jumlah ini dianggap sebagai pengembalian modal awal mereka, bukan keuntungan dari investasi.
Dalam pandangan seorang pemilik bisnis, pembagian dividen adalah proses penting dalam membagi keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham. Meski begitu, penting untuk diingat bahwa tidak semua pemilik saham akan menerima dividen secara otomatis.
Langkah-langkah pembagian dividen oleh sebuah perusahaan biasanya meliputi:
Pertama-tama analisis kinerja keuangan melalui laporan keuangan seperti neraca. Neraca menjadi landasan untuk memastikan bahwa bisnis kamu memiliki dana yang cukup untuk membayar dividen kepada pemegang saham.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa bisnismu memiliki keuntungan yang cukup dan juga memiliki dana yang cukup likuid untuk membayar dividen, tanpa mengganggu operasional bisnis atau menghadapi masalah keuangan di masa mendatang.
Setelah mengevaluasi kinerja keuangan, kamu bisa menentukan berapa jumlah dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Biasanya, jumlah dividen dihitung berdasarkan persentase tertentu dari laba bersih atau keuntungan perusahaan.
Tahap ini melibatkan pengusulan pembagian dividen oleh dewan direksi atau badan pengurus perusahaan. Dewan direksi akan mengajukan proposal tentang jumlah dan jenis dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham.
Proposal pembagian dividen akan diserahkan kepada Rapat Pemegang Saham untuk mendapatkan persetujuan. Rapat Pemegang Saham adalah forum di mana para pemegang saham berhak memberikan suara dan menyetujui keputusan penting seperti pembagian dividen.
Setelah proposal pembagian dividen disetujui oleh Rapat Pemegang Saham, kamu akan melakukan pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Pembayaran bisa dilakukan dalam bentuk uang tunai, saham tambahan, atau bentuk lain sesuai kebijakan bisnismu.
Kamu harus mencatat pembagian dividen dalam laporan keuangan sebagai bagian dari transaksi keuangan. Hal ini membantu menjaga transparansi dan akuntabilitas terkait dengan pembagian dividen.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan dengan 10 juta saham yang beredar telah memperoleh keuntungan sebesar Rp 20 miliar, kemudian memutuskan untuk mendistribusikan Rp 8 miliar dari keuntungan tersebut sebagai dividen.
Cara menghitung berapa yang akan diterima setiap pemegang saham adalah dengan membagi total uang yang akan dibagikan (Rp 8 miliar) dengan jumlah saham (10 juta saham), yang menghasilkan Rp 800 per saham. Dengan kata lain, jika seorang pemilik saham memiliki 100 saham, maka mereka akan menerima total dividen sebesar Rp 80.000 (Rp 800 x 100 saham).
Penting untuk diingat bahwa pembagian dividen harus dilandasi berdasarkan analisis laporan keuangan yang akurat dan komprehensif. Sebagai asisten keuangan virtual, Delegasi dapat membantumu dalam proses analisis sekaligus membantu memastikan bahwa pembagian dividen dilakukan dengan bijaksana dan tepat.
Cari tahu posisi keuangan bisnis kamu di sini untuk mengambil keputusan pembagian dividen yang lebih baik!
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.