PT Delegasi Teknologi Indonesia
MTH Square Ground Floor (GF) A4,
Jl. Letjen M.T. Haryono Kav. 10, Desa/Kelurahan Bidara Cina,
Kec. Jatinegara Jakarta Timur,
DKI Jakarta 13330
Indonesia
(021) 58905002
0812 2200 3011
hey@delegasi.co
Edukasi Bisnis
July 14, 2023
Krisna Prihantoro
Mengurangi pengeluaran merupakan fokus utama bagi setiap bisnis. Setiap bisnis memiliki pendekatan tersendiri dalam menghemat biaya dengan tujuan meningkatkan profitabilitas tanpa mengorbankan kualitas produk. Beberapa strategi yang umum dilakukan antara lain penyederhanaan sistem, pengurangan biaya produksi, dan identifikasi penggunaan bahan baku.
Banyak pula bisnis yang menempuh jalan pintas, yaitu dengan mengurangi standar kualitas produk atau pengurangan jumlah karyawan. Namun, langkah ini bisa menjadi bumerang karena potensi kehilangan basis pelanggan dan kemungkinan peningkatan biaya di masa depan akan lebih besar.
Meskipun mengurangi pengeluaran sembari tetap menjaga kualitas adalah hal yang tak mudah, dalam artikel ini kami akan memandu Anda dengan cara yang paling efektif yaitu identifikasi penggunaan bahan baku.
Sebelum melakukan identifikasi penggunaan bahan baku, penting bagi Anda untuk terlebih dahulu memahami pengertian dari bahan baku. Secara sederhana, bahan baku adalah komponen atau materi mentah yang Anda gunakan dalam pembuatan suatu produk. Contohnya seperti besi, kayu, jagung, dan lain sebagainya.
Setiap bisnis yang membuat produk harus memiliki persediaan bahan baku yang cukup. Ketika bisnis membeli bahan baku, biaya pembelian tersebut akan dicatat sebagai persediaan bahan baku. Persediaan bahan baku ini merupakan bagian dari aset perusahaan yang penting baik dalam operasional maupun dalam hal pengeluaran.
Untuk lebih memudahkan, Anda bisa membaginya menjadi dua bagian yaitu :
Bahan baku langsung adalah bahan yang digunakan untuk membuat produk akhir. Jika Anda membuat kursi, maka kayu adalah salah satu bahan baku langsung.
Bahan baku tidak langsung diperlukan untuk memproduksi suatu produk namun bukan menjadi bagian utama dari produk itu sendiri. Sebagai contoh dari produk kursi, bahan baku seperti lem, paku, sekrup, dan lainya termasuk bahan baku tidak langsung.
Identifikasi bahan baku sangat penting dalam upaya mengurangi pengeluaran bisnis Anda. Di bawah ini adalah alasan mengapa identifikasi bahan baku memiliki peran krusial dalam mengurangi pengeluaran.
Identifikasi bahan baku yang tepat adalah langkah penting dalam pengelolaan risiko bisnis. Setiap bisnis harus memahami sumber dan asal-usul bahan baku yang digunakan dalam produksi mereka. Dengan mengidentifikasi bahan baku secara rinci, Anda dapat mengurangi risiko pasokan yang tidak stabil atau bahan baku yang berkualitas rendah.
Melalui pemantauan dan evaluasi yang baik terhadap rantai pasokan, Anda bisa menghindari potensi gangguan dalam produksi akibat kekurangan stok atau kualitas bahan baku yang buruk. Pengelolaan risiko secara efektif melalui identifikasi bahan baku bisa mengurangi biaya yang berkaitan dengan kegagalan pasokan atau kekurangan stok.
Identifikasi bahan baku yang baik juga memainkan peran penting dalam proses negosiasi harga. Ketika Anda memiliki pemahaman yang mendalam tentang bahan baku yang diperlukan dan alternatif yang tersedia, Anda bisa lebih leluasa dalam melakukan negosiasi dengan pemasok untuk mendapatkan harga yang lebih baik.
Informasi yang komprehensif tentang pasar dapat Anda manfaatkan untuk meningkatkan nila tawar sehingga mendapatkan penawaran harga yang lebih menguntungkan. Selain itu, pengetahuan tentang kualitas dan karakteristik bahan baku akan memudahkan Anda mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dengan pemasok.
Identifikasi bahan baku yang tepat juga memungkinkan Anda untuk mengeksplorasi alternatif yang lebih murah. Dalam proses identifikasi, Anda bisa mengevaluasi berbagai opsi bahan baku yang tersedia di pasar dan menganalisis harga serta kualitasnya.
Pemahaman yang baik tentang kebutuhan dan persyaratan produksi memudahkan Anda dalam mencari alternatif, yang tentu akan memberikan nilai yang lebih baik dari segi harga dan performa. Dalam beberapa kasus, bisnis bahkan bisa menemukan bahan baku yang memiliki harga lebih rendah dengan standar kualitas yang lebih tinggi.
Ketepatan dalam identifikasi bahan baku juga membantu Anda menghindari kelebihan persediaan. Identifikasi akan memberi pemahaman yang jelas tentang kebutuhan produksi dan permintaan pasar. Ini bisa digunakan untuk mengatur pembelian bahan baku secara lebih efisien.
Suatu saat, Anda mungkin tergoda untuk membeli bahan baku dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang diperlukan, karena iming-iming harga yang lebih murah. Namun, hal ini dapat menyebabkan peningkatan biaya penyimpanan dan risiko pembusukan atau kerusakan bahan baku. Maka, proses identifikasi bahan baku yang cermat bisa menghindarkan Anda dari kerugian tersebut.
Metode Pareto adalah salah satu pendekatan efektif untuk mengidentifikasi bahan baku yang paling signifikan terhadap pengeluaran dan pengaruhnya terhadap hasil produksi. Metode ini didasarkan pada prinsip Pareto, yang juga dikenal sebagai aturan 80/20.
Prinsip ini menyatakan bahwa sekitar 80% dari hasil atau konsekuensi berasal dari 20% penyebab yang dominan. Berikut adalah langkah-langkah dalam mengaplikasikan metode Pareto untuk mengidentifikasi bahan baku:
Langkah pertama adalah mengumpulkan data pengeluaran terkait bahan baku. Data ini harus mencakup semua pengeluaran yang terkait dengan bahan baku, termasuk pembelian, pengiriman, penyimpanan, dan pengolahan.
Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah atau tantangan yang berkaitan dengan pengadaan, penggunaan, atau ketersediaan bahan baku. Misalnya, masalah mungkin termasuk harga yang tinggi, kualitas yang tidak konsisten, keterlambatan pengiriman, atau keterbatasan pasokan.
Selanjutnya, buat daftar semua penyebab yang berkontribusi pada masalah yang diidentifikasi. Contohnya, mungkin termasuk ketergantungan pada satu pemasok, kekurangan persediaan, perubahan harga bahan baku, atau kurangnya pengendalian kualitas.
Beri skor pada setiap masalah berdasarkan tingkat dampaknya terhadap operasional dan biaya bisnis. Skor dapat diberikan secara subjektif atau dengan menggunakan data dan analisis yang tersedia. Skala skor dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
Setelah memberikan skor pada masalah, kelompokkan masalah berdasarkan tingkat skornya. Identifikasi kelompok masalah yang memiliki skor tertinggi, yang menunjukkan dampak yang paling signifikan terhadap bisnis.
Berdasarkan hasil analisis, ambil tindakan untuk menangani masalah yang paling signifikan. Fokuskan upaya pada penyebab yang memiliki skor tertinggi, karena penyelesaian masalah ini akan memberikan dampak yang paling besar pada pengurangan biaya dan peningkatan efisiensi.
Melalui penerapan metode Pareto dalam identifikasi bahan baku, bisnis dapat memprioritaskan upaya mereka dan mengalokasikan sumber daya secara efisien. Dengan memfokuskan perhatian pada penyebab yang paling dominan, bisnis dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Secara umum, pareto merupakan metode yang bisa Anda gunakan untuk mengurangi pengeluaran bisnis Anda. Delegasi sebagai asisten keuangan virtual dapat membantu Anda menerapkan prinsip Pareto dalam mengelola pengeluaran bahan baku.
Dengan begitu Anda bisa fokus pada 20% bahan baku yang memberikan kontribusi terbesar terhadap sekitar 80% pengeluaran bisnis Anda. Jadi, temukan solusi tepat untuk menekan pengeluaran bisnis Anda bersama Delegasi di sini.
Kwitansi adalah dokumen yang menyatakan rekaman transaksi jual-beli sementara invoice merupakan dokumen tagihan pembayaran yang dibuat oleh penjual untuk pembeli. Kwitansi diberikan ketika pembeli sudah melunasi pembayaran sedangkan invoice diberikan ketika pembeli belum melakukan pembayaran.
Nomor invoice adalah bagian yang penting. Nomor ini terdiri dari sekumpulan angka unik sesuai dengan ketentuan perusahaan penerbit sesuai dengan urutan transaksi. Nomor invoice sangat berguna ketika kamu ingin melakukan pelacakan pembelian atau penjualan.
Invoice diterbitkan oleh pihak yang menyediakan jasa atau barang. Dengan kata lain, invoice dibuat oleh penjual kemudian diserahkan kepada pembeli.
Invoice dibuat oleh penjual sebagai dokumen tagihan. Oleh karena itu, invoice dibuat sebelum pembeli melakukan pembayaran. Invoice juga harus dibuat sebelum pembeli mengirim barang atau menyediakan jasa yang dibeli.